Buat kamu, seseorang yang mungkin tidak pernah menghargaiku.
Eh kok aku ingat kamu terus ya? Kok bayangan kamu enggak pernah mau pergi sih? Mau kamu apa? Kok masih betah aja sih disini? Kok enggak pergi-pergi sih dari sini? Oh iya, aku kan bodoh, masih saja beranggapan dan berpikiran bahwa kamu adalah orang baik, aku butuh tamparan untuk mengingatkan bahwa kamu sebenarnya kan tidak baik. Ishhhh aku sebal ketika logika dikalahkan lagi hati dan perasaan, bo-doh!!!!
Padahal aku sudah berulang kali melihat dan mengalami bahwa kau menganggapku tak lebih dari sekedar tempat singgahmu ketika kau lelah. Jangan mengelak, aku tak suka kau selalu mengelak X, kan semua orang pun melihat apa yang terjadi padaku. Kau membiarkanku pergi, ketika aku membuka hati untuk orang lain kau malah melarangku. Kau kan sudah bukan siapa-siapaku lagi, X. Tak berhak kau permainkan hatiku. Kau dengan jelas di depan mataku pergi dengan wanita-wanita yang berganti-ganti setiap minggunya, lalu jika aku melakukan yang sama, ketika aku pergi dengan pria yang memang hanya temanku, kau melabrakku, kau datang kerumahku dan memarah-marahiku hingga aku menangis seketika. Apa salahku? Apa? Kenapa kau begitu seenaknya, iya kau harus tahu bahwa aku memang masih mencintaimu tapi tidak begini kan?
Seseorang tolong sadarkan aku dan bawa aku pergi dari ini semua. Aku lelah menghindar, aku lelah berlari dari ini semua. Berlalri dari kamu dan kenyataan memuakkan ini. Kau harus tahu, ketika ku tulis surat ini untukmu aku sedang berada di suatu tempat yang aku yakin takkan kau jamahi. Aku menghindar jauh darimu dan menghindar dari segala hal tentangmu yang akan mengingatkanku lagi padamu. Disini takkan kutemukan kau sedang bersama wanita-wanita jalang entah berantah itu, disini aku tenang tanpa bentakkanmu, disini aku takkan lagi melihatmu mabuk-mabukkan datang kerumahku dengan sempoyongan hampir pingsan, disini takkan ada lagi tentang kamu, aku sudah bahagia disini, ohya aku sudah temukkan penggantimu, jangan larang aku lagi ya X. Aku sudah tunangan dengannya, kau sekarang boleh pergi dengan wanita manapun dan aku takkan lagi menangis melihatnya. Bersama surat ini aku ingin mengirimkan undangan pernikahanku minggu depan. Kau harus datang disana, dan jangan marahi aku ya, aku hanya ingin kau ikut berbagi kebahagiaan denganku. Kan waktu pertama kita pacaran kamu yang bilang kalau kebahagiaanku itu kebahagiaanmu dan juga sebaliknya, katamu itu janji mu sampai kapapun. Jadi jika kau benar-benar pria sejati tepatilah janjimu. Kutunggu kau di Pesta Pernikahanku.
Maafkan aku, terimakasih, dan aku harap kau datang disana.
Salam manisku untukmu.
Tertanda, S.
Maafkan aku, terimakasih, dan aku harap kau datang disana.
Salam manisku untukmu.
Tertanda, S.
No comments:
Post a Comment