Satu-satunya tempat dimana aku masih bisa melihatmu dari jarak jauh.
Satu-satunya tempat dimana aku masih bisa memperhatikanmu.
Satu-satunya tempat untuk tahu apa yang kau tulis hari ini, kemarin, beberapa hari yang lalu dan mungkin besoknya.
Satu-satunya tempat dimana aku bisa merindukanmu tanpa ada seorang pun yang tahu.
Tempat itulah, linikala twittermu.
Sesungguhnya beruntunglah diriku berada di masa ini, ketika segala urusan kehidupan semakin mudah dengan berbagai macam teknologi yang ada.
Stalker, sebutlah aku begitu. Hobiku adalah stalking linikala milikmu.
Ku arahkan kursor ku pada tombol search, ku tuliskan username milikmu.
Ketika loading selesai dan seluruh isi di linikalamu muncul aku mulai memasang senyum meringis.
Aku lihat semua yang tertulis disana, apa yang kau tuliskan dan kapan kah kau menuliskannya.
Aku hanya berharap dari salah satu dari yang kau tuliskan di linikalamu adalah untukku, tapi nyatanya tidak akan pernah mungkin kau seperti itu.
Senyum ku hilang perlahan jika aku temukan tulisan di linikalamu yang mungkin mengganggu bagiku dan perasaanku.
Rasanya dadaku bergetar dan jantungku berdegup lebih kencang, ah memang payah aku ini.
Rasanya dadaku bergetar dan jantungku berdegup lebih kencang, ah memang payah aku ini.
Lihat yang seperti itu saja aku sudah kalah, bukan aku yang kalah. Tapi perasaanku yang kalah.
Sungguh, sungguh aku sangat berharap sekali saja aku ada si salah satu tulisan di linikalamu. Tidakkah kau tahu bahwa kau adalah seorang "kamu" yang selalu aku sebut dalam tulisanku.
Entah mengapa hobiku ini membuat kecanduan, iya aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri untuk terus melihat linikalamu dan merefreshnya setiap 5 menit sekali.
Tanganku gemetar, aku gemetar menunggu refresh linikalamu itu.
Aku takut dan cemas menunggu apa yang akan aku baca nanti jika ini sudah selesai.
Jika ada yang mungkin membuat aku senang, senyum manis kemudian akan muncul di bibirku, namun jika ada yang mengganggu perasaanku, senyum itu akan berganti menjadi sebaliknya.
Aku takut dan cemas menunggu apa yang akan aku baca nanti jika ini sudah selesai.
Jika ada yang mungkin membuat aku senang, senyum manis kemudian akan muncul di bibirku, namun jika ada yang mengganggu perasaanku, senyum itu akan berganti menjadi sebaliknya.
Mengapa hal ini membuat kecanduan?
Staking linikalamu itu membuatku penasaran setiap waktu.
Kadang aku sengaja menunggu seharian untuk tau apa saja yang kau tulis hari ini.
Ini tak bisa aku hentikan, mengapa mengetahui setiap hal tentangmu membuat ketagihan.
Kamu itu candu bagiku, kamu itu seperti obat-obatan terlarang yang membuat ketagihan
Mengapa mengetahui setiap hal tentangmu itu membuat kecanduan?
Aku selalu ingin tahu apa yang kamu lakukan hari ini.
Apakah aku seperti seorang mata-mata dengan melakukan hal seperti ini?
Tapi inilah satu satunya cara aku bisa melihat tanpa kamu tau aku melihatmu.
Aku melihatmu, dari sini. Tapi kau tak tau kan?
Aku melihatmu, dari sini. Tapi kau tak tau kan?
No comments:
Post a Comment