Mengagumimu itu keahlianku diam-diam.
Menikmati gerakmu dari jauh adalah hal yang paling aku suka.
Ini... Apa namanya ya?
Naksir ya? Iya cuma naksir.
Perilaku bodoh mu adalah hal yang tidak rugi untuk aku konsumsi.
Jalan pikiranmu adalah hal ter rumit dan menakjubkan darimu.
Berbincang denganmu adalah cara menghabiskan waktu paling menyenangkan.
Kita sahabat, tapi diam-diam aku naksir.
Tapi tak mau lah aku jika aku dipacari atau memacari.
Status sahabat memang sepertinya hanya cocok sebagai sahabat, tidak cocok jika menjadi lebih.
Bayangkan kekakuan yang terjadi nanti.
Kekakuan, membuat jarak.
Membuat ruang dalam gerak.
Tak perlu ada hal lebih kan diantara kita?
Aku tak perlu mengharapkanmu, dan kaupun tak perlu mengharapkanku.
Kita bisa tetap saling berbincang, menceritakan banyak hal dari sore hari hingga larut malam.
Kamu mendengarkan aku dan semua ceritaku, dan silahkan kamu berkomentar dengan gayamu.
Kamu tetap menjadi pilihanku dalam mengambil keputusan, semua keputusanku harus minta pendapat dulu darimu.
Kamu adalah seorang motivator luar biasa, tapi kamu tetap beranggapan kamu biasa saja.
Kamu adalah pembuat naik mood seseorang, tapi katamu, kamu tak pernah sadar kamu melakukan itu.
Kamu pekerja seni yang hebat, karyamu bagus, tapi katamu itu hanya hobi.
Kamu orang yang cocok diberi kepercayaan.
Dan kita tetap sahabat.
Kita bisa pergi ke konser musik bersama.
Kita bisa urusi akun twitter kelompok kita.
Kita bisa tetap lakukan banyak hal bersama.
Naksir ini biar aku saja yang pendam diam-diam.
Kau tak perlu tau.
Jika kau pun tau, kau juga harus diam jika kau tidak mau kusumpal.
Ah tidak-tidak, anggap saja naksir itu tidak pernah ada, agar tidak pernah ada ruang dan kekakuan diantara kita.
Tetap jadi yang cuma di taksir ya, aku hanya tidak tau apa yang akan terjadi diantara kita hari ini, besok, lusa atau seterusnya.
Salam manis.
#cumanaksirunite
No comments:
Post a Comment