Aloha, seperti kau biasa menyapaku. Aloha, aloha, aloha.
Hai kau, taukah kau? Diantara para lelaki tidak peka yang aku kenal kamu adalah yang pertama diantaranya, lihat lah kau bahkan mendapat julukan dariku. Sadarkah kau, sayang?
Hai sayang, kau kadang begitu seperti batu dan es, keras dan dingin. Ah mengapa? Apa yang ada dalam otakmu? Biar coba ku korek-korek dalamnya mungkin saja ada sesuatu yang tidak beres dalam otakmu? Atau hatimu, mari sini aku perbaiki fungsinya agar lebih perasa terhadap sesuatu, sayang. Fungsi hatimu nampaknya tidak berkerja seluruhnya, itu hanya bekerja ketika kau mendapati seseorang menangis di depan matamu, mungkin. Iya seperti ketika kau mendapati hujan yang turun dari sudut gelap mataku, dan itu karena kesalahanmu dan saat itulah otak dan hatimu bersinkronisasi untuk membentuk suatu hal yang akhirnya membuat kau "sedikit" peka.
Apa kau harus melihat seseorang terluka dulu di depan matamu lalu kemudian kau akan mempedulikannya? Tak pernah kau buka matamu dan mata hatimu untuk semua hal yang ingin kau cari selama ini, kau teruskan petualanganmu untuk mencari sesuatu yang aku tau hal itu sulit untuk kau temukan. Tapi ya aku tau, bukan engkau namanya jika tidak peka, kau memang diatur tuhan untuk dipertemukan denganku sebagai orang tidak peka pertama yang pernah aku temui dan kau menjelma menyelusup di setiap sisi ruang dalam otakku, kau memenuhi otakku dengan wajahmu, senyummu, dan setiap hal yang kau lakukan. Kau menjelma menjadi seperti suara yang selalu terngiang di telinga kiri dan telinga kananku, ini bodoh, bahkan ketika kau tidak ada disini -kau berada entah dimana- aku masih bisa mendengar suaramu dan itu pernah menjadi suara yang paling menyenangkan untuk ku dengar, tawamu, teriakanmu, suaramu, mengapa bisa selalu melekat padaku dan memoriku masih dengan jelas mengingat kalimat yang selalu kau ucap ketika kita bersama dengan seraya mencium keningku "akang sayang ade" hey aku rindu kau berkata itu padaku rindu tatapan tulusmu ketika melakukan itu. 3 kata yang berhasil menerbangkanku hingga tinggi dan aku selalu lupa untuk kembali turun. Dan kini aku masih selalu membayangkan kapan kau akan mengatakan itu lagi padaku, sebuah mimpi kecilku yang aku tau ini akan menjadi hal mustahil, untuk mengharapkan kau bisa bersamaku lagi pun itu adalah mimpi. Lantas tidakkah kau mau tau dan bertanya padaku bahwa aku peduli padamu, dan mungkin hingga detik ini hatiku tak dapat mengingkari bahwa di sini, di hatiku kau masih ada menjadi seseorang yang menetap di hatiku, kau punya bagian di hatiku. Se-ka-li-pun aku tidak ada dalam hatimu.
Kau tidak akan pernah peka dan peduli lagi dengan seberapa sakitku karenamu, seberapa kacauku karenamu, atau bahkan bahagiaku pun kau tak pernah mau tau, tak pernah kau tanya.
Aku bukan bermaksud untuk memaksamu, aku hanya ingin kamu untuk mengerti dan mencoba peduli, baiklah aku kan memang hanya bagian dari cerita cinta di masa remajamu yang kau anggap masih cinta monyet dan akan kau buang semua kenangannya atau mungkin kau kubur dalam-dalam, aku hanya ingin memancingmu agar kau selalu mencari tahu tentang aku, hidupku dan terutama perasaanku. Logikaku tak pernah bertanya tentang kabarmu, perasaanmu dan semua tentangmu, hatiku yang terus menerus melakukannya, hatiku yang mencarimu, hatiku yang ingin tau kabarmu, hatiku yang ingin terus kembali padamu dan logika ku terus menerus kalah oleh hati. Hatiku selalu berpihak lagi padamu, tak peduli seberapa tidak pekanya kau padaku.
Aku bukan bermaksud untuk memaksamu, aku hanya ingin kamu untuk mengerti dan mencoba peduli, baiklah aku kan memang hanya bagian dari cerita cinta di masa remajamu yang kau anggap masih cinta monyet dan akan kau buang semua kenangannya atau mungkin kau kubur dalam-dalam, aku hanya ingin memancingmu agar kau selalu mencari tahu tentang aku, hidupku dan terutama perasaanku. Logikaku tak pernah bertanya tentang kabarmu, perasaanmu dan semua tentangmu, hatiku yang terus menerus melakukannya, hatiku yang mencarimu, hatiku yang ingin tau kabarmu, hatiku yang ingin terus kembali padamu dan logika ku terus menerus kalah oleh hati. Hatiku selalu berpihak lagi padamu, tak peduli seberapa tidak pekanya kau padaku.
Tak peduli seberapa seringnya kau buat aku terjatuh.
Tak peduli seberapa seringnya kau buat aku terluka.
Tak peduli seberapa acuhnya kau padaku.
Tak peduli seberapa menyebalkannya kamu.
Kau harus tau hati ini kadang kehilangan arah dan kembali padamu.
Logikaku tak pernah menang melawan hatiku sendiri, mereka tak pernah mau berjalan berdampingan. Aku selalu hilang arah tentang perasaanku sendiri. Aku selalu butuh kamu sebagai petunjuk arahku. Kelak jika tuhan berkehendak untuk mempertemukan lagi kita, tak banyak pintaku, hanya sekedar kita bersama tertawa berbagi cerita seperti dulu, jika kita tidak ditakdirkan untuk kembali bersama biarkan kita bahagia dengan hidup kita masing-masing tanpa harus saling mengganggu satu sama lain. Hanya 1 permintaan kecilku, andai tuhan sudi mendengarnya. Sebenarnya saat ini diriku sedang bertarung dengan hatiku sendiri. Antara harus melupakanmu dan tetap menunggumu. Aku berjuang keras untuk menghapus semua tentang kamu semampuku. Dan aku sedang mencoba menerima semua kenyataan.
Aku sekarang masih tetap mencari kabar terbarumu, aku rindu kamu.
Selamat malam.
No comments:
Post a Comment