"Aku rindu bermain bersama kamu dan hujan"
Apakah kamu rindu juga? Apakah hujan rindu kita juga? Apakah kita rindu bermain bersama?
"Aku selalu bahagia saat hujan turun, karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri"
Ingat lirik lagu itu? Itu lagu kita, kita dan hujan itu memang identik. Hujan memang senang bila kita bersama. Percikan air, kubangan.. Dingin, suasana romantis..
Karena hujan pernah menahanmu disini untukku, ingat ketika kita sedang berdua lalu hujan turun, kamu tidak bisa pulang di rumahku? Hujan menahan kamu disini untuk tinggal dengan aku lebih lama lagi, begitu pun jika aku di rumahmu dan hujan turun, hujan mengerti aku dan doa ku turun bersama gemericik air. Bahwa kita dibiarkan lebih lama bersama oleh hujan.. Terlalu banyak kenangan antara kita dan hujan. Namun aku selalu bergumam dan menggerutu jika hujan turun, banyak nya rintik yang turun mungkin sebanding dengan jumlah kenanganku bersamamu bahkan entah berapa kali ketika kita bersama hujan ikut bermain bersama kita, dia jadi sahabat kita. Bukankah katamu, kamu suka hujan? Bahkan hujan pernah kau tulis sebagai nama friendstermu dulu. Kadang aku suka hujan, kadang aku benci hujan. Keduanya terjadi karena aku ingat kamu. Hujan itu benar-benar mengingatkanku padamu..
Waktu hujan turun dan aku sedang demam di rumahmu, kamu suruh aku tidur siang dan kamu menyelimutiku agar aku tidak kedinginan, mencium keningku.. Sial! Hujan menjadi latar dari kenangan kita ini! Hujan itu mengibaratkan keromantisanmu.. Gak ada lagi yang peluk aku kalo aku kedinginan karena hujan.. Kita pergi main bersama, hujan turun. Kita berteduh, hujan reda. Kita pergi lagi, hujan turun lagi dan selalu begitu. Uh dia mungkin sedang bercanda dengan kita.
Kenangan romantisku denganmu selalu dengan latar hujan. Ingatkah? Ingatkah? Apakah kenangan indah ini hanya anggapanku saja? Kamu tidak menganggap begitu ya? Jawab aku! Jawab! Sebentar, apakah yang aku anggap kenangan ini indah kamu anggap begitu juga? Apa kamu berpikiran sama denganku? Apa jangan-jangan selama ini aku hanya cinta sendiri? Apa kamu tidak cinta aku selama ini? Apa kenangan kita bersama-sama dengan hujan hanyalah sekedar tinta yang kau gunakan untuk mengisi kertas ceritaku tanpa arti apapun? Apa maksud setiap kenangan ini? Setiap pelukan dan kecupan dikala hujan? Apa kamu dan hujan sebenarnya berpura-pura dan berkonspirasi di belakangku? Ribuan pertanyaan ini menyerbu kepalaku secara berkeroyok. Hujan begitu menjadi pertanyaan dan misteri!!
Tolong, kepada kamu dengan penuh kebencian. Aku minta kamu sisakan sedikit ruang di otakmu untuk aku dan semua kenangan ini. Aku akan coba membencimu.
Aku membencimu, itu urusanku. Bagaimana kamu kepadaku itu urusanmu....
No comments:
Post a Comment