Saturday, September 21, 2013

(semoga) bukan pepesan kosong.

September 21, 2013 0 Comments
Sudah banyak kata-kata yang tertangkap oleh mataku, masuk melalui telingaku, menjadi bahan pertimbangan bagi pikiranku dan mengena tepat di hatiku, tapi semuanya seolah aku abaikan begitu saja. Ketika cinta membuat kamu yang ada dalam pikiranku seolah begitu berharga layaknya sebuah berlian yang harus diperlakukan dengan baik sementara tidak sebaliknya dengan perlakuanmu padaku, mungkin. Ketika cinta membuat diri ini tampak begitu bodoh, entah sudah berapa banyak air mata yang dijatuhkan hanya untuk menangisi orang yang bahkan tidak mempedulikan diriku ini, berapa kali diri ini harus merelakan lagi dan lagi hati ini untuk dihancurkan demi seseorang yang bahkan tak aku ketahui ketahui apakah dia pun rela jika hatinya mungkin harus hancur demi diriku, berapa kali perasaanku di obrak-abrik olehnya ketika bahkan aku merasa hidupku hampir sempurna. Ketika cinta membuatku seolah menjadi manusia yang rela menikmati rasa sakit yang berulang kali.

Tuesday, September 17, 2013

Berbagi Senyuman Shaum

September 17, 2013 0 Comments
Siang itu cuaca sangat panas, sama seperti suasana di ruangan rapat ini. Semua orang berlomba untuk menyampaikan aspirasi mereka, mereka saling mengeraskan suara mereka. Mahasiswa-mahasiswa yang sebagian besar mengaku diri mereka aktivis ini terkadang egois karena mementingkan isi kepala mereka yang harus diterima oleh banyak orang. Aku adalah tipikal orang yang senang berorganisasi, oleh karena itu aku memutuskan untuk mengikuti Badan Eksekutif Mahasiswa di Fakultasku. Organisasi membuatku tahu bagaimana cara membagi tugas dengan baik, menyusun rencana sesuai dengan tujuan dan mewadahi aspirasi juga menyatukan visi dan misi yang sama.

Saturday, September 7, 2013

Tulisan di kala hujan.

September 07, 2013 0 Comments
Sore ini di luar turun hujan yang cukup deras, tak begitu lama, hanya selang 30 menit setelah panasnya hari ini. Kemarau ini mungkin butuh sedikit sesuatu yang basah, mungkin kemarau merindukan hujan untuk sesaat, sebuah pelukan dari tetes air hujan dan wangi petrichor yang menyejukkan. Hujan yang tidak terlalu deras dan aku yang duduk manis menatapnya, hanya aku dan pikiranku yang merindukan sesuatu dibalik hujan yang turun ini. Kembali tentang aku dan hujan, atau mungkin juga kamu dan rintik hujan yang jatuh berlomba dengan pikiranku siapakah diantara keduanya yang lebih cepat dalam membuatku mengingat sesuatu yang aku rindukan. Tak ada yang salah jika hujan ini mengingatkanku kembali padamu yang sudah pergi, karena memang begitu fungsinya, hujan ini seolah menjadi mesin waktu penghubung antara aku dan sebuah kenangan dari masa lalu yang begitu banyak dan tak mampu aku ingat satu persatu.

Friday, September 6, 2013