Wednesday, August 8, 2012

# Cerpen Ala-Ala

Ada cinta dibalik hujan.

Hujan ini nampaknya berjanji untuk selalu mengingatkan aku padamu.
Sebab, hujan selalu menghadirkan mu kembali dalam otakku.
Gemericiknya seolah menelusuk dan mengingatkanku padamu, lagi dan lagi.

"Kamu kehujanan, sini pake jaket aku aja ya biar kamu engga kehujanan" katanya padaku dengan lembut

"Engga engga, nanti kamu basah, udah gapapa pake aja." kataku meyakinkannya

"Eh engga bisa gitu, kamu ini cewe, masa iya aku tega biarin cewe kehujanan dan kedinginan sementara aku enak-enakan, apalgi cewe nya itu pacar aku. Pake yah, nurut sama aku biar kamu engga sakit, sini aku pakein kalo masih dingin sini aku peluk" kata Rio padaku dengan sedikit memaksa
Ditemani lampu jalan dibawah hujan yang cukup deras, kami berdua berteduh di halte yang sudah sangat sepi, jalanan pun cukup sepi, maklum waktu itu hari sudah malam, jam pun menunjukkan pukul 22.00 kami baru selesai kerja dan memang Rio selalu mengantarku pulang setiap hari sepulang kerja. Sayangnya malam ini hujan deras dan tidak mungkin kami menembus hujan sederas ini. Kami memutuskan untuk berteduh dengan kondisi basah kuyup karena tidak memakai jas hujan. Biasanya kami tidak pernah pulang selarut ini. Aku mendapat pekerjaan lebih hari ini dan Rio setia menungguku hingga aku menyelesaikan pekerjaanku. Sungguh beruntung aku memilikinya, setelah melewati masa-masa yang aku rasa suram, mungkin tuhan mengirimkan Rio sebagai pelengkap hidupku dan semoga dia adalah jodohku.

Malam ini aku tenggelam dalam hangatnya pelukan Rio yang menjagaku supaya tetap hangat sekalipun saat itu dingin, aku tidak merasakannya saat dekat Rio. Dia menatapku dan tersenyum kepadaku, itu tandanya dia memastikan bahwa aku baik-baik saja atau tidak. Aku selalu yakin saat bersamanya aku baik-baik saja dan saat tidak bersamanya aku selalu merasa aku ingin bersamanya. Sudah setengah jam kami menunggu hujan reda, nampak semakin malam dan kami bingung. Saat aku dalam pelukan Rio aku hanya bisa merasakan hangat dan detakan jantungnya yang begitu cepat, entah mengapa, aku tak mengerti. Aku hanya diam dan menikmati suasana di malam itu berharap aku tidak tertidur saat menunggu hujan reda, tapi saat itu aku benar-benar lelah dan mungkin akan tertidur di motor nanti.

"Sayang aku ngantuk" ucapku pada Rio sembari menguap menahan kantuk

"Yaudah bentar lagi kita cabut ya, kamu nanti tidur aja di motor. Pegangan aku ya tapi, takut jatoh nanti kamu hahahhaaha kan bahaya" kata Rio yang sedikit meledekku

"Iya deh iya, tapi ini udah malem banget" kataku yang cemas

"Engga tenang aja, nanti aku yang jelasin sama mama kamu ya, udah kamu jangan khawatir gitu. Itu kamu kaya orang-orangan sawah pake jaket aku kegedean sayang hahahaha" ledek Rio yang tertawa semakin terbahak-bahak

"Ah kamu ini malah ngetawain" kataku pada Rio

"Engga engga sini aku peluk lagi, dingin loh sayang" ucap Rio yang kembali menarikku kedalam pelukannya

Aku mungkin nampak bodoh saat itu sehingga dikatai seperti orang-orangan sawah, tinggiku yang hanya sebahu dari Rio membuatku terlihat memang seperti orang-orangan sawah mengenakan jaketnya yang berukuran besar, yang penting katanya aku tidak kedinginan.

**

Pukul 22.45

"Udah reda nih, cabut yu sayang. Kamu udah cape gitu, kasian, nanti tidur aja di motor yah. Jaket aku kamu pake aja, bawa aja ke rumah" lagi-lagi kata Rio menenangkan hati

"Terus kamu gimana? Nanti kamu kedinginan masuk angin dong?" tanyaku pada Rio

"Udahlah gapapa urusan belakangan, udah yuk naik" ajak Rio padaku.

Kami melewati malam yang sudah sepi sekali, berdua, dibawah malam yang sunyi dan sepi. Aku hanya tertidur sambil memeluk Rio dengan erat dan mengatur diriku pada posisi paling nyaman. Aku tertidur lelap dan Rio tidak membangunkanku saat aku sampai rumah, dia ternyata menggendongku hingga kamar, itu yang mama bilang. Aku benar-benar kelelahan sehingga tidur begitu lelap. Setelah lelah ini, besok pagi aku harus bekerja kembali sekalipun aku benar-benar merasa badanku remuk sekali. Ah tuhan, berilah aku waktu satu hari saja untuk beristirahat, batinku.

Pagi sudah datang lagi, rasanya waktu begitu cepat berlalu. Suara mama yang berteriak membangunkanku benar-benar ampuh sekali sebagai alarm yang alami setiap paginya. Aku harus bergegas untuk bersiap-siap pergi bekerja lagi, Rio pasti akan menjemputku sebentar lagi seperti biasa. Iya setiap hari Rio memang mengantarku bekerja dan mengantarku pulang juga, Rio bahkan sering sekali sarapan di rumahku, bersama mama, papa, dan adikku. Rio adalah pacar siaga kata Mama. Rio dan keluargaku juga memang benar-benar sudah sangat dekat dan kompak bahkan jika Rio sehari saja tidak menjemputku, orang rumah kalang kabut menanyakan dan mengkhawatirkannya. Rio belum apa-apa sudah dianggap seperti anaknya mama papa, entahlah mereka benar-benar sayang sekali pada Rio. Rio pun sudah tidak canggung dengan keluargaku. Begitu juga aku yang sudah dekat dengan keluarganya. Sebenarnya keluarga kami memang sudah merencanakan sebuah pertunangan untuk kami, tapi biarlah mereka yang mengurusnya, kami berdua hanya ikut saja, toh kami tanpa sebuah pertunangan pun memang sudah terikat oleh rasa satu sama lain. Pagi di rumahku hari ini terbuat dari teriakan mama yang menyuruhku segera keluar kamar karena Rio sudah datang dan mengajak sarapan bersama. Aha! Pujaan hatiku sudah datang rupanya. Hai mesin penenun senyum, selamat pagi.. Pagiku memang selalu menyenangkan saat yang pertama kali ku lihat adalah Rio.

"Pagi Jessi sayaaang, ayo sini sarapan yuk. Pucet banget sih mukanya, demam kamu?" sapa Rio yang seraya bertanya mengenai keadaanku

"Pagi juga sayang, gatau nih mungkin masih pusing aja karena semalem keujanan. Tapi semoga gapapa deh. Yaudah ayo sarapan dulu" jawabku pada Rio

"Pake jaket yang tebel kalo gitu ya" suruh Rio padaku

"Aih kalian ini ya, dasar anak muda, udah ayo pada sarapan dulu nanti baru boleh pada pergi, ka, si ade pergi sekolah hari ini ada jemputan jadi kaka udah ga perlu cemas lagi mikirin cara gimana si ade pergi. Ayo mari, selamat sarapan" ucap mama sembari tersenyum melihatku dan Rio

Pagi ini kami hanya sarapan dengan nasi goreng buatan mama dan segelas susu coklat kesukaanku. Papa selalu menggodaku dengan Rio katanya kapan kami akan segera menikah dan kadang mama selalu ikut nimbrung. Entahlah, jika sudah waktunya kami akan menuju pada masa itu ma, pa. Jika Rio jodohku, semua yang kami lalui tidak akan banyak rintangan. Setelah tawa kecil yang tercipta di pagi hari, pukul 6.15 aku berangkat kerja bersama Rio. Kami berjalan tidak terlalu kencang untuk menikmati waktu. walaupun saat bersama Rio waktu terasa cepat berlalu. Kantorku dan Rio memang berbeda namun kami satu arah. Kantorku memang lebih dekat sehingga aku yang tiba duluan. Rio selalu mengucapkan selamat bekerja dan mengecup keningku sebagai tanda sayangnya.

"Kalo ada apa-apa hubungi aku ya, nanti aku jemput kamu lagi jam 7. Hati hati ya, selamat bekerja, semangat sayang. I love you" ucap Rio yang seraya mencium keningku

Rio pun segera pergi menuju kantornya dan bayangannya pun semakin hilang, aku segera masuk ke kantor untuk mulai bekerja. Dan berharap hari ini segera selesai agar aku bisa bertemu dengannya lagi. Aku menikmati semua pekerjaan yang aku harus kerjakan, sekalipun itu sangat menumpuk. Aku akan selalu menikmati apa yang aku lakukan karena semuanya akan mendapat balasan yang setimpal dan sesuai. Upahku nanti malam adalah melihat senyum Rio yang akan menyambutku untuk mengajakku pulang. Segala rasa lelah dan letih yang aku rasa akan selalu hilang saat aku melihatnya, melihat senyumnya terutama ketika dia bahagia. Tak ada yang lebih bahagia dibanding rasa bahagianya, senyum dan bahagianya Rio adalah segalanya untukku, aku akan selalu berusaha membuatnya tidak kecewa karena aku.

Pukul 7 malam

Rio sudah stand by di depan kantor menungguku seperti biasa, dia nampak lusuh dan sangat lelah. Kami memang harus segera pulang dan makan malah di rumahku.

"Malam sayang, gimana kerjanya? Cape yah? yuk naik kita pulang" tanya Rio sambil tersenyum riang mengajakku naik ke motornya

"Iya sayang, sangat lelah. Yuk makan di rumah, kata mama dia buatin soto ayam kesukaan kita" ajak aku pada Rio

**

Sampailah kami di rumah dengan sambutan dari mama yang selalu hangat menyapa kami yang lelah, inilah kebiasaan kami, Rio pun selalu datang untuk makan malam bersama keluargaku setelah itu kadang kami menonton tv bersama dan lalu Rio akan pergi pulang, tidak seperti kemarin karena hujan jadi kami pulang sangat terlambat ditambah aku yang mendapat banyak pekerjaan.

Teringat hujan kemarin, rasanya indah menikmati hujan bersama dia. Berlindung menghindari hujan, iya kami bahagia saat hujan turun karena pada saat itu hujan menahan kami untuk tetap berdua. Layaknya pertama kami bertemu, itu adalah hal yang tidak sengaja saat itu aku sedang berolahraga di sore hari dan saat itu hujan, langit memang tampak mendung dan aku tidak berencana lama-lama namun hujan datang lebih cepat dari yang aku kira, aku bertemu Rio saat berteduh bersama, kemudian berkenalan dan berjanji untuk bertemu dan juga berolahraga bersama lagi, iya saat itu aku memang sedang lari sore ketika jaman sudah lulus kuliah dan belum bekerja, aku selalu melakukannya setiap sore daripada aku nganggur di rumah. Aku bersama Rio ada dalam satu kerumunan orang yang berteduh di sebuah bangunan, orang-orang yang terus berdesakan membuat kami menjadi semakin dekat sehingga tidak sengaja Rio menyenggolku, dia hanya tertawa saat menyenggolku dan berkata maaf sembari cengengesan kemudian Rio dengan cueknya mengajakku berkenalan saat itu. Kita kemudian berkenalan satu sama lain lalu mulai mengobrol ngalor ngidul hingga hujan reda. Saat itu Rio memakai sepeda dan aku hanya sedang lari sore, sehingga dia mengajakku untuk dia bonceng sambil dia ingin tahu rumahku, aku iya kan saja toh tak ada ruginya. Setelah itu Rio mengajakku untuk berolahraga bersama lagi di tempat yang sama dan kami pun bertukar nomor handphone, sejak itu intensitas bertemu kami semakin sering, Rio semakin sering mengajakku bertemu dan kami sering jalan bersama. Hingga akhirnya setelah kami kenal selama 1 tahun, ketika dia mengajakku nonton dia menyatakan perasaannya padaku, itu sewaktu kami sedang ada di restoran tempat makan favorit kami. Tempat itu menjadi saksi bisu semua tawa yang kami bagi, semua cerita yang kita bagi saat bersama disana, dan saksi bisu cinta kami yang masih kita jalin hingga saat ini. Ketika itu pun hari hujan, itulah sebabnya mengapa hujan dan kami begitu erat kaitannya dan mengapa hujan selalu mengingatkan aku pada Rio sebab semua apa yang terjadi pada kami, moment penting yang kami alami selalu ada hujan disana, selalu hujan yang menyertai kami. Indah sekali mengenang masa-masa bersama Rio, dan bahkan katanya rencana pertunangan itu akan dilangsungkan minggu depan. Ah ini adalah kejutan indah di malam hari bagi aku dan tentu saja Rio, sekalipun pertunangan tidak begitu penting untung mengikat kami tapi aku yakin ini akan menjadi moment yang sangat menyenangkan ketika keluargaku dan Rio berkumpul lagi seperti waktu itu. Ini artinya pernikahan kami akan semakin dekat.


Rasanya aku yakin dia benar-benar jodohku dan aku tidak sabar menunggu semuanya semakin dekat. Marilah kita jalani semuanya, semoga semuanya lancar hingga hari itu tiba. Kita tunggu satu minggu ke depan sambil tetap menjalani semua seperti biasanya.

**

Hari H pertunangan aku dan Rio

Suasana rumah yang ramai sangat menyenangkan, aku sangat bahagia sekali hari ini. Aku dan Rio akan diikatkan melalui sebuah cincin yang berarti hari kami untuk menjadi sepasang suami istri dan hidup bersama akan semakin dekat, bersama Rio selamanya dan akan selalu melihatnya setiap hariku tanpa terlewat. Aku selalu suka saat-saat seperti ini, keluarga besar berkumpul, banyak anak-anak yang lucu dan keluarga yang sangat kompak. Cinta dan kebahagiaan dimana-mana. Mama papaku dan mama papanya Rio sangat dekat dan akrab sekali aku sangat senang. Mungkin malam ini menjadi salah satu malam yang membahagiakan untukku dan tentu Rio. Aku masih hanya memandangi dari balik pintu kamar sambil mengintip, aku malu untuk keluar dari kamar, rasanya aku harus perbaiki dulu riasanku agar aku tampak sempurna di hari spesialku. Aku baru mau keluar jika mama panggil aku untuk keluar, aku merasa tegang. Semoga malam ini seindah yang aku bayangkan dan semua berjalan lancar.

"Kakaaa keluar sini ini Rio udah nunggu kamu daritadi kok kamu ngurung aja sih di kamar?" tanya mama padaku dibalik pintu

"Iya ma bentar ini benerin dulu make up aku" kataku pada mama

Selesai memperbaiki semua riasan aku beersiap menuju keluar kamar dan wah ternyata banyak sekali orang di rumah ini, aku segera menghampiri Rio yang tampak terkaget melihatku malam ini, dia menganga melihatku dan wajahnya hilang kontrol. Kemudian aku berbisik padanya

"Mukanya biasa aja sayang"

Dan dia hanya tersenyum malu. Acara pertunangan pun segera dimulai dan semua berjalan lancar seperti yang direncanakan, keluarga besar pun mulai membicarakan tentang pernikahan kami sembari menikmati hidangan dan acara yang sudah keluargaku siapkan. Sekeluarga sangat serius membicarakan tentang pernikahan kami dan mereka malah ingin cepat-cepat segera untuk kami menikah. Ah mereka sungguh excited sekali. Hingga akhirnya mereka mendapat hasil bahwa pernikahan kami lebih baik dilangsungkan 3 atau 4 bulan dari sekarang dan tentu saja aku pun setuju dengan itu, apalagi Rio. Kami semua setuju dan akan mulai merencanakan semuanya dari sekarang. Kedua keluarga ini memang sangat kompak, entah apa yang membuat mereka seperti ini tapi terimakasih tuhan untuk hari bahagiaku ini.

Sementara didalam rumah keluarga sedang asik bersenang-senang dengan bercanda satu sama lain aku pergi ke taman belakang bersama Rio. Kami duduk berdua disana, kali ini ditemani indahnya bintang dan bulan yang cahayanya menyinari kami. Kita mulai mengobrol dan rasanya aku nyaman saat itu, Rio mulai membawaku masuk dalam pelukannya dan biarkan aku menyenderkan kepalaku di bahunya lalu dia mencium kepalaku. dia tiba tiba berbisik I love you di kupingku dan setelah itu mukaku dan muka Rio begitu dekat. Apa yang akan Rio lakukan, semakin dia mendekatkan wajahnya pada wajahku, jantungku semakin berdebar, dia memegang daguku dan dia mencium bibirku. Astaga kenapa ini, aku.. aku begitu tegang dan jantungku berdebar sangat kencang. Selama berpacaran 2 tahun, ini kali pertama dia mencium bibirku, dia orang pertama yang melakukannya dan aku tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terus merasa tegang dan berdebar, aku hanya bisa memejamkan mata untuk merasakannya. Sesekali aku memberanikan diri untuk membuka mataku melihat Rio dan kini tengannya ada di pinggangku lalu dia mengangkat tanganku menuju bahunya, kami terhanyut malam itu dan kecupan manis di bibirku yang berlangsung sangat singkat itu membuat kami tersipu malu satu sama lain. Setelah kejadian itu, Rio kembali memelukku dan kami kembali menikmati indahnya malam. Oh iya, kami harus kembali bekerja esok pagi. Kenapa ini terasa begitu singkat?

**

Hari demi hari kembali kami lalui bersama sejak hari pertunangan itu sebenarnya kami dibuat lebih sibuk untuk menyiapkan pernikahan kami yang akan semakin dekat dari ahri ke hari, kami hunting catering, gedung, fitting baju dan segalanya. Kami melakukannya bersama seluruh keluarga besar dan kami menentukan tema dari dekorasi kami akan seperti apa nanti, warna tema yang kami ambil apa nanti, aku menyukai warna pink dan Rio menykai warna biru lalu kami tidak keberatan untuk memakai warna itu sebagai pakaian pengantin. Semua yang akan ada di hari pernikahan kami haruslah benar-benar spesial karena hanya akan terjadi satu kali dalam seumur hidupku. Semua harus disiapkan secara detail dan aku harus jadi ratu sehari dalam hari spesialku. Aku tidak sabar menunggunya. Akan banyak sekali orang-orang terdekatku disana nanti pasti akan membuat tambah menyenangkan. Hari yang pasti akan dipenuhi kebahagiaan.

Hari demi hari kami lewati hingga tiba saatnya~

**

Hari H

Semua sangat sibuk mempersiapkan hari spesialku dan Rio, kami bangun sangat pagi sekali bahkan ini adalah subuh, bukan pagi. Ah tuhan untuk kali ini aku benar-benar sangat takut menghadapi hari bahagiaku. Semoga tidak terjadi hal buruk padaku, dan hari ini akan menjadi saat-saat bahagia dimana aku dan Rio akan bersama seutuhnya, juga kebahagiaanku disaksikan oleh orang-orang yang paling aku sayang. Aku menuju ruang rias dan disana sudah ada perias yang akan meriasku menjadi orang paling cantik hari ini sudah bersiap-siap. Sekitar 3 jam aku didandani oleh perias itu dan saat aku bercermin aku memang tidak mengenal siapa diriku sendiri, aku tampak sangat berbeda saat itu. Aku cantik sekali, ah memang handal sekali Mbak Ira yang memoles wajahku itu. Akad nikah rencananya akan dimulai pukul 9 dan itu artinya 10 menit lagi, Mbak Ira mulai menyelesaikan semuanya dan pukul 9 tepat aku menuju ke tempat akad nikah. Aku benar-benar speechless tak biasa berkata-kata dan sedang bersiap-siap untuk keluar dari ruang rias.

Ketika aku keluar dari ruang rias, semua mata tertuju padaku bahkan Rio pun nampak terkagum melihatku. Aku segera duduk di sebelah Rio yang akan bersanding menjadi suamiku. Dan segera dimulailah acara akad nikah yang kami tunggu-tunggu ini. Seperti yang diharapkan, semua berjalan sesuai rencana. Semua lancar, orang-orang yang aku sayang pun ikut tersenyum bahagia ketika akad nikah selesai dan mereka ikut mengucap syukur telah selesainya akad nikah. Rio mencium keningku dan kami segera mengikuti semua proses yang ada. Hari ini berjalan sempurna, aku dan Rio dikelilingi orang terdekat kami yang turut berbahagia bersama kami. Akhirnya hari bahagia ini sudah tiba dan berjalan sangat lancar sesuai harpan tanpa ada kekecewaan sedikit pun. Senyum bahagia terpancar dari setiap orang yang ada disini, terimakasih tuhan untuk hari yang menkjubkan ini, untuk hari bahagia bagi kami, untuk bahagia bagi semua orang, untuk hari spesial yang berjalan sangat menyenangkan dan akhirnya aku dan Rio sudah terikat untuk selalu bersama, seiya sekata dan sehidup semati. Sekali lagi terimakasih tuhan untuk cinta hujanku, terimakasih sudah mengirim Rio untuk menjadi bagian hidupku, terimakasih sudah memberi Rio untuk menemani sisa hidupku menjadi teman hidupku. Aku cinta padanya dan biarkan aku bahagia bersamanya. Terimakasih tuhan.

No comments:

Post a Comment