Wednesday, August 8, 2012

# Cerpen Ala-Ala

Di bangku taman.

Dia yang ada disana, wanita manis berhidung mancung dan juga berdagu lancip, rambut terurai panjang dan dengan senyuman manisnya yang terpancar sedang duduk manis sendirian di sudut taman di sebuah bangku taman berwarna coklat mengkilap menikmati semilir angin di sore hari menunggu hingga matahari terbenam, ingin hatiku menghampirinya yang sedang duduk sendirian hanya bersama headphone dan mp3 nya. Sore ini aku hanya bisa mengamatinya dari kejauhan, menganalisa setiap gerakannya. Duhai wanita manis, siapakah kamu? Rasa-rasanya baru kali ini aku melihatmu ada disana duduk dengan headphone nya. Duhai wanita manis yang duduk di bangku taman berwarna coklat mengkilap, siapakah gerangan?

Aku coba kembali esok hari untuk melihat apakah dia ada disana lagi atau tidak. Semoga saja ada, aku akan berpura-pura ikut duduk di sebelahnya, mengajaknya berbicara dan berkenalan. Ah, modus lama!
Namun keesokan harinya dia tidak tampak di bangku coklat mengkilap itu, besoknya aku kembali dia masih tidak ada, terus aku kunjungi hingga aku bertemu dengan hari Rabu. Oh hey dia ada disana dengan senyum manisnya lagi. Mari aku tarik kesimpulan, dia mungkin hanya datang di hari Rabu sore entah apa latar belakangnya tak perlu aku tahu.
Kemudian aku segera melancarkan aksiku yang tertunda, baiklah cukup mengetahui namanya pun itu sudah menyenangkan bagiku.

Aku segera memarkir vespa ku dan kemudian pura-pura berjalan menuju wanita manis itu, semoga aku tidak gugup dan tidak bertingkah bodoh di hadapannya.

"Permisi, boleh ikut duduk?" tanyaku dengan mukaku yang mungkin tampak bodoh saat itu.

Aku pura-pura numpang duduk untuk menghabiskan cappucinno yang aku bawa di tangan kananku sebelum dia mulai dingin karena udara di sekitarku. Sembari memperhatikan si manis yang tadi tersenyum padaku dengan maksud mengiyakan kata-kataku meminta duduk di sampingnya namun ternyata dia tetap asik menikmati lagu dari mp3 nya sambil memainkan handphonenya.

"Numpang ngabisin kopi ya mba" kataku sambil basa-basi.

"Oh iya silahkan mas" ucapnya dengan ramah.

"Sering disini mba?" tanyaku mencoba mencairkan suasana antara kami.

"Oh ya gitu mas, setiap satu minggu sekali saya sengaja kesini. Dulu suka diajak papa saya, kadang sambil nulis atau ngegambar disini, suka dapet inspirasi gitu kalo disini. Adem juga tempatnya kan disini. Kamu sendiri?" bebernya menjelaskan alasan yang sudah kuduga bahwa dia disini satu minggu sekali.

"Oh begitu ya mba, ternyata mba jago menulis dan gambar ya? Saya cuma kebetulan suka mampir aja rumah saya deket sini. Oh iya, saya Dandy" ucapku sambil mengajaknya berjabat tangan untuk berkenalan

"Saya Qisty. Ya begitulah, itu cuma hobi saja ko mas" jawabnya padaku sembari membalas ajakan jabat tanganku.

"Panggil Dandy aja ngga usah mas, biar akrab hehehe. Masih kuliah apa udah kerja?" tanyaku pada Qisty.

"Saya masih kuliah baru tingkat 3, kamu Dan?" Qisty berbalik bertanya padaku.

"Saya baru habis wisudaan kemarin" jawabku padanya.

Yap, i got it! Akhirnya aku bisa berkenalan dengan wanita senyum manis ini, namanya adalah Qisty, dia ternyata masih mahasiswi tingkat 3 yang memiliki hobi menulis dan menggambar. Hey she's really good. First impression dia sangat ramah dengan segala tutur katanya, pandanganku tidak salah bahwa dia memang baik seperti kelihatannya. Bahkan dari dekat dia terlihat cantik sekali, dia. ah sempurna. Dia kemudian pergi meninggalkanku terlebih dahulu karena waktu menunjukkan sudah pukul 5 sore, katanya dia disuruh segera pulang. Setelah dia meninggalkanku, aku masih menikmati suasana taman dengan langit yang akan segera menggelap. Aku menerawang menuju langit, rasanya bahagianya hati ini ketika berhasil mengenali seseorang yang aku kagumi, beruntung saat itu aku tidak sengaja kesini. Pertemukanlah aku dengannya lagi di suatu hari nanti, tuhan. Kapanpun itu, kehendakilah aku bertemu dengannya lagi.

Di minggu selanjutnya aku berharap dapat menemuinya lagi di tempat yang sama, sayangnya itu hanya anganku. Tak kutemui dia disana. Katanya satu minggu sekali dia disana? Katanya dia akan selalu kesana lagi? Menghilang kemanakah wanita cantik ini? Jika pergi mengapa dia tak tinggalkan pesan untukku? Oh iya, aku melupakan satu hal bahwa kami baru saja bertemu satu kali dan aku tidak sempat meminta nomor handphone nya atau bertanya dia kuliah dimana, alamat rumahnya dan semua identitas tentangnya. Lantas aku harus cari dia kemana? Aku harus mendatangi taman ini setiap minggunya? Tentu saja iya.

Minggu ke minggu, bulan ke bulan aku kembali mendatangi tempat yang sama dan kembali tak ku dapati dia disana. Kemanakah?

Hingga di bulan ke dua belas akhirnya aku kembali melihat sosok itu duduk manis disana, kemana saja kau wanita manis yang aku rindukan saat pergi. Bagaimana bisa hanya berjumpa satu kali kemudian aku menjadi seperti ini, inikah cinta pada pandangan pertama? Segera aku hampiri sosok wanita manisku itu tanpa ragu karena aku merindukannya.

"Qisty! Apa kabar hey kamu? kemana aja kamu? udah lama banget kita ngga ketemu" kataku yang begitu terburu-buru.

"Eh Dandy, lama ngga ketemu yah. Aku kan dapet beasiswa di Paris kemarin setahun jadi kuliah disana deh. Aku baik-baik aja, kamu gimana? Lama aku ngga kesini. Kangen" ucap Qisty yang tampak begitu rindu tempat ini

"Wah keren banget kamu Qis, aku sering nyariin kamu loh. Kangen ngobrol sama kamu"

"Eh Dandy? seriusan? buat apa kamu nyariin aku? maaf ya aku pergi ngga sempet bilang kamu. aku kan gatau kamu dimana hehe" ucap Qisty seraya meminta maaf karena membuat aku merindukannya

Kami mulai berbicara banyak kali ini, banyak hal yang ternyata kami bicarakan dan kami merasa nyaman satu sama lain mungkin. Kami bertukar nomor handphone agar tidak kehilangan kontak satu sama lain, kami berencana untuk kembali lagi ke tempat ini dan merencanakan untuk jalan bersama. Kali ini kami menghabiskan waktu begitu lama, setidaknya rinduku terbayar saat kembali melihat senyum manisnya itu. Wanita cantik bernama Qisty dengan senyum manisnya dan selalu ramah, hobinya masih tetap sama yaitu menulis danmenggambar, headphone dan mp3 nya tetap melekat padanya sebagai ciri khasnya, sekarang rambutnya terurai semakin panjang. Aku semakin mengaguminya, tak salah lagi. Akhirnya tuhan mempertemukan lagi aku dengannya, sekalipun terpisahkan dalm jangka waktu lama. Tuhan pertemukan lagi aku esok hari, dan seterusnya, aku mungkin jatuh hati padanya..

No comments:

Post a Comment