Tuesday, February 4, 2014

# #30HariMenulisSuratCinta

Surat untuk @sedimensenja


Teruntuk @sedimensenja,


Halo, kak. Selamat pagi, siang, sore ataupun malam ketika dirimu sedang membaca surat dariku ini. Sejujurnya, aku tak tahu harus menulis apa di surat yang mungkin isinya tidak terlalu penting ini, yang jelas, aku rasa aku harus mengirim surat padamu atas segala kekagumanku pada semua tulisanmu.
Jika surat ini harus dimulai dengan basa-basi, mungkin alangkah baiknya aku memulainya dengan menanyakan bagaimanakah kabarmu? Semoga cuaca buruk yang menimpa sebagian besar wilayah di Indonseia ini tak ada pengaruhnya dengan kesehatanmu, ya. Masih harus basa-basi atau cukup saja? Ah aku kira cukup saja…
Oh iya, kak, entah semenjak kapan aku mulai menyukai dan mengagumi semua tulisanmu, rasanya aku tak bisa menghentikan diriku ketika membaca semua tulisanmu, entah itu di linikala twittermu, entah itu di beberapa blogmu, jari-jari, tangan dan kepalaku berkoordinasi untuk mengiyakan apa yang telah kau tuliskan. Rasanya, setiap kali membaca tweet-mu, jari-jariku ini tak mau melewatkan apa yang telah kau tulis, dia selalu ingin meretweetnya agar seluruh linimasa tahu adanya tulisan yang benar-benar membuatku terkagum.

Aku pun tidak mengingat kapan jelasnya aku mulai mem-follow akunmu, barangkali saat itu aku hanya menemukan tweetmu dari hasil retweet orang lain, sampai akhirnya aku memutuskan untuk mem-follow akunmu sendiri dan membuktikan bahwa tulisan-tulisanmu terlalu sayang untuk aku abaikan. Dan sampai detik ini, aku begitu jatuh cinta dengan tulisanmu, aku suka berjalan-jalan di blogmu, menghabiskan waktu utnuk membaca tulisan-tulisan indah milikmu. Entah kau bubuhi apa tulisan-tulisanmu itu, sehingga mampu menyihirku untuk terus menerus membacanya tanpa bosan, selalu saja ada satu hal yang membuatku terperangah dengan tulisanmu. Untaian kata yang tersaji, membuatku selalu merasa suka membacanya.

Ini surat pertamaku untukmu, atas dasar rasa kagumku akhirnya surat ini bisa sampai padamu. Maafkan jika mungkin aku lancang mengirimimu surat, setidaknya agar dirimu tahu bahwa aku mengagumi tulisan-tulisanmu. Kadang aku bertanya, bagaimana bisa tulisanmu sebegitu bagusnya, ah entahlah, pertanyaan seperti itu kerap kali datang, ketika membaca tweetmu rasanya ingin aku retweet semua, tapi aku takut disangka curhat. Kadang ada beebrapa tweetmmu yang selalu membuat aku berujar dalam hati “Ini kenapa sih bener banget?”. Sedang berpikir apakah dirim ketika menulis sehingga bisa menghasilkan tulisan-tulisan semenakjuban itu? Apakah ini berlebihan? Ah tidak, kak, ini serius.

Kak, sebelum surat ini menjadi terlalu panjang, mungkin lebih baik saat ini aku sudahi saja surat ini, sebelum menjadi semakin tidak penting. Terimakasih telah bersedia membaca surat yang telah aku kirimkan. Tetaplah menulis, kak. Tulisanmu itu layaknya candu bagiku. 


Tertanda,


Maharani Fitri L N

No comments:

Post a Comment