Thursday, February 6, 2014

# #30HariMenulisSuratCinta

Lelaki berkemeja kotak-kotak.


Untuk lelaki berkemeja kotak-kotak,



Hai kamu lelaki yang berkemeja kotak-kotak, setidaknya itu yang dapat mataku tangkap ketika pertama kalinya aku melihatmu di kampus. Seingatku, itu adalah senin pagi ketika aku terlambat datang ke kampus, entah apa rencana tuhan saat itu. Secara tak sengaja aku dipertemukan denganmu, walaupun mungkin saat itu hanya aku saja yang menyadarinya, mungkin kamu tidak. Ketika itu aku sedang bergegas untuk menuju kelas, namun dalam keadaan sedang genting karena terlambat aku mampu berhenti sejenak untuk meperhatikan siapa kamu yang duduk manis sendirian di bangku kayu itu. Entah apa yang kamu tunggu saat itu, yang aku ingat hanya kamu yang mengenakan kemeja kotak-kotak berwana hitam dan merah begitu rapi dan dengan kacamata yang tersemat di wajah tampanmu. Diam-diam aku berhenti dan terdiam untuk beberapa saat hanya untuk memperhatikanmu, dari kejauhan. Saat itu kamu sedang membaca sebuah buku, alis tebal itu bergerak naik turun mungkin seirama dengan apa yang sedang kau baca dan mengartikan ekspresimu ketika itu. Saat itu aku seolah lupa bahwa aku sedang dalam keadaan genting karena terlambat, waktu seolah berhenti sejenak hanya untuk melihatmu dari kejauhan. 
Di kemudian harinya, beberapa kali aku memergokimu di tempat pertama kali aku melihatmu di kampus. Lalu, dapat aku simpulkan bahwa kamu memang sering diam disana bersama teman-temanmu, sekalipun hanya untuk mengobrol dan tertawa-tawa. Suatu kali pernah aku melihatmu sedang mengobrol dengan salah satu teman di sekelasku. Rupanya kalian kenal, tanpa pikir panjang aku menanyakanmu pada temanku. Yang aku tahu hanyalah kamu si lelaki berkemeja kotak-kotak, sebelum aku tahu namamu adalah Dhika, aku hanya menyebutmu sebagai si lelaki berkemeja kotak-kotak.

Sejak itu, teman sekelasku yang bernama Rey menjadi perantara aku untuk mencari tahu tentangmu. Lalu, aku putuskan untuk menulis sebuah surat untukmu melalui perantara Rey yang akan memberikannya padamu. Maaf jika mungkin aku belum memiliki keberanian yang cukup untuk memberikannya langsung, jangankan untuk memberikan surat ini secara langsung, bertemu denganmu pun cukup membuatku gemetar dan akan membuat wajahku merah merona. 

Oh iya, perkenalkan, namaku Dinna. Surat ini sengaja aku buat untuk menyampaikan bahwa aku mengagumimu semenjak pertama kali bertemu. Saat yang tidak disengaja dan tidak kamu sadari tentunya. Kemudian mungkin ketika kamu menerima surat ini pun kamu pasti tidak akan tahu sosok seperti apakah aku ini yang berani-beraninya mengirim surat padamu dengan isi seperti ini? Maaf jika kamu mungkin merasa terganggu akan datangnya surat ini padamu, surat singkat ini sebenarnya hanya ingin memperkenalkan diriku ini padamu dan berharap mungkin kita dapat berkenalan langsung di dunia nyata bukan hanya melalui surat. Klasik sekali memang caraku ini, namun jika kamu berkenan, aku hanya ingin berkenalan denganmu saja. Dan mungkin bisa menghabiskan waktu dengamu sambil sedikit berbincang-bincang denganmu. Mungkin sambil ditemani secangkir green tea atau minuman lain kesukaanmu, green tea itu kesukaanku, barangkali kamu mau mencicipinya bersamaku.

Mungkin harus segera ku akhiri surat ini sebelum kamu bosan membaca apa yang aku tuliskan disini, maafkan aku yang telah lancang mengirimimu surat semacam ini. Terimakasih sudah mau menyempatkan waktu untuk membaca surat ini hingga selesai.


Dari aku,


Yang mengagumi alis tebal dibalik kacamatamu…

No comments:

Post a Comment