Monday, February 17, 2014

# #30HariMenulisSuratCinta

Lagi dan lagi?

Lagi dan lagi, bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada seseorang yang jelas-jelas belum pernah aku temui? Rupa seperti apakah kamu dan ada dimanakah kamu aku pun tak pernah tahu, lalu bagaimana bisa aku selalu mengharapkan kamu untuk menghubungiku lagi? Bagaimana bisa aku menginginkan untuk selalu menghabiskan waktu dengan berbicara padamu? Banyak hal yang kita bicarakan dan kita menyukai banyak hal yang sama. Tapi kita ingat bahwa kita belum pernah bertemu sama sekali. Aku tak tahu rupa seperti apa yang saat ini sedang menghabiskan waktu denganku melalui chit-chat di social media ini, yang aku tahu hanyalah kita bisa menghabiskan waktu hingga larut malam untuk sekedar saling berbalas pesan. Hahaha ini lucu, ini adalah sekeping dari cerita yang pernah terjadi di beberapa tahun ke belakang, dengan cerita indah yang berakhir menyisakan luka yang belum kunjung hilang.
Entahlah, aku pun tak tahu ini merupakan sebuah candu atau hanya keisengan belaka. Jika ini aku katakan hanyalah sebuah keisengan, bagaimana pada akhirnya kita bisa bersama untuk waktu yang cukup lama di awali dengan sesuatu yang maya. Dan bukan hanya dengan kamu, sebelum kamu pun, aku sudah merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta dengan sesorang yang bahkan aku tak pernah tahu bagaimana rupanya dan siapa dia. Walaupun pada akhirnya akan ada sebuah pertemuan nyata, tapi selalu ingat pada konsep dualisme, kelak pertemuan itu akan dipasangkan dengan apa yang dinamakan perpisahan.

Berawal dari hobi yang dilakukan bersama teman-teman, hobi mengobrol melalui media sosial ternyata bisa mempertemukan dua insan yang sedang dimabuk asmara. Kala itu, adalah aku dan kamu, yang bisa-bisanya saling merasa nyaman tanpa pernah mengetahui satu sama lain seperti apa. Bisa-bisanya kita berbagi cerita satu sama lain layaknya seseorang yang sudah kenal cukup lama, bisa-bisanya kita menceritakan banyak hal mengenai hidup kita layaknya kita adalah seorang yang berteman begitu akrab, bahkan siapalah aku ini, dan siapalah kamu ini. Namun nyatanya, jika tuhan berkehendak dan kita berjodoh, akhirnya kita bisa dipertemukan, dengan apapun caranya dan dimanapun.

Hahaha aku ingin tertawa lagi, rasanya aku rindu. Rindu menghabiskan waktu bersamamu hingga larut malam, berbagi cerita, rasanya seperti ada kamu disini saat kita saling bercerita dan seolah melempar tawa satu sama lain. Semuanya memang tak bsia diulang kembali, biarkan saja, biarkan semuanya tersimpan sebagai sebuah kenangan manis yang kelak akan kita kenang, entah kita kenang bersama, atau kita kenang masing-masing. Tapi, rasanya aku tak pernah jera, setelah darimu, aku masih memiliki rasa penasaan yang berlebih, masih tetap saja mencari seseorang yang belum pernah aku temui dan berharap akan berakhir sama sepertimu, menjadi teman hidup walaupun tuhan masih memberikan sebuah perpisahan. Belum jera dengan ini, aku masih ingin mencari gantimu, semoga tuhan berkehendak menemukan dan memberikan aku penggantimu, kamu saja sudah menyuruhku mencari penggantimun sejak kapan. Lalu akunya masih seperti ini? Ah lupakan, yang jelas aku akan tunjukan padamu, bahwa ini semua bukanlah hal sia-sia, pertemuan denganmu melalui sosial media pada akhirnya bukan menjadi suatu hal yang maya kan? Kita saling jatuh cinta secara nyata, dan berpisah secara nyata, sehingga sakit yang ditimbulkan pun benar-benar nyata. Baiklah-baiklah, maafkan aku yang mengingatkan ini semua, aku hanya sedikit rindu untuk mengobrol denganmu, tapi tak apa, abaikanlah.
Sekian dulu surat dariku ini, selamat malam.



Kecup manis,



Mahar.

2 comments:

  1. suka deh ceritanyaaaa, agak kayak cerita aku sih ya haha makanya suka. makasih mahar tulisannya bagus

    ReplyDelete