Teruntuk rasa kecewa di masa lalu,
Kiranya setiap orang di muka bumi ini pernah merasakan apa yang dinamakan dengan rasa kecewa. Sebuah perasaan yang mungkin dihindari oleh setiap orang dengan berusaha tidak berharap lebih pada suatu hal, sebuah perasaan yang mungkin dihindari oleh setiap orang dengan berusaha tidak berharap banyak pada suatu hal.
Kiranya dalam menjalani kehidupan setiap orang menginginkan untuk selalu berbahagia tanpa mengenal rasa sedih bahkan air mata, kiranya setiap orang hanya ingin untuk hidupnya berjalan mulus sesuai dengan harapan. Tapi tentu saja tidak akan semudah itu, kamu tahu bukan bahwa hidup ini penuh pertanyaan dan teka-teki?
Hidup itu kata orang-orang, mengalami perputaran, berotasi, dan selalu berpasangan. Ketika ada rasa bahagia, mungkin rasa kecewa pun harus turut serta hadir dipasangkan sebagai pelengkap hidup. Hidup itu berotasi, tak selamanya kamu akan merasa kecewa, dan tak selamanya pula kamu akan merasa bahagia, semua sudah ada porsi dan takarannya sendiri bagi setiap orang. Jangan cemburui rasa bahagia milik orang lain karena rasa kecewamu yang kamu rasa begitu pekat dalam hidupmu, percayalah bahwa Tuhan sudah mengaturnya dalam kadar yang tepat bagi setiap orang.
Berterimakasihlah kamu pada segala rasa kecewa yang pernah hadir dalam hidupmu, bahkan mungkin kamu pun harus merasa beruntung akan itu.. Rasa kecewa lah yang telah menempamu menjadi manusia yang ada di masa kini, rasa kecewa lah yang membuatmu menjadi manusia yang mampu lebih dewasa di masa kini. Bukankah rasa kecewa yang mampu membuatmu menjadi seseorang yang lebih kuat di masa kini? Rasa kecewa lah yang mengajarkanmu bahwa jika apa yang kau inginkan mungkin tak sesuai ekspektasi, Tuhan sedang menginginkanmu untuk berusaha lebih keras lagi dalam menggapai keinginanmu. Bahwa melalui rasa kecewa kamu diajarkan untuk menerima apa yang terjadi dengan ikhlas dan lapang dada. Berterimakasihlah pada rasa kecewa yang telah menjadikanmu manusia yang cukup kuat untuk menghadapi rasa kecewa lainnya di masa kini. Semoga aku menjadi manusia yang sudah cukup terlatih dalam menghadapi rasa kecewa..
Tertanda,
Maharani.
kecewa itu bumbu, agar hidup ini tak terasa terlalu manis. Semangat terus menulisnyaaaa
ReplyDelete-Ikavuje