Tuesday, February 9, 2016

# #30HariMenulisSuratCinta # Menulis

Dear my beloved parents....

Teruntuk Mama dan Papa yang kalau malam hari pasti lagi serius nonton Ashoka berdua,

Assalamualaikum Ibu Sri dan Bapak Engkus yang kalau bercanda kadang suka garing tapi tetep aja ketawa ngakak berdua. Iya dimaklumi, untung sayang. Eh hahahaha. Kalau suatu hari mama dan papa baca surat ini, maafkan kalau anakmu hanya berani menuliskan kata-kata semacam ini dibandingkan menyampaikannya secara langsung. Mungkin anakmu ini terlalu gengsi untuk menyampaikan hal-hal manis seperti mengucapkan sayang dan mengirim surat seperti ini.
Ma, Pa, saat ini anakmu (akhirnya) punya pacar juga, yang Insya Allah bisa dipercaya, Insya Allah bisa menjagaku diluar sana selain dirumah, yang akan mengantarkan anakmu ini sampai rumah dengan selamat. Anakmu ini sudah dewasa ma, pa, Insya Allah sudah tahu mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan mana yang salah.
Jika di surat ini aku diharuskan untuk mengucapkan bahwa aku sayang kalian, rasanya tidak cukup untuk menyampaikan betapa aku menyayangi mama dan papa melebihi apapun yang ada di muka bumi ini. Rasanya senang jika di setiap hari bisa melihat kalian tertawa bahkan hanya dengan lawakan garing yang saling kalian lontarkan, rasanya tak mau dan tak rela jika melihat kalian murung atau bahkan bersedih. Rasanya masih teringat jelas bahwa tahun lalu adalah tahun terberat bagi keluarga kita, mendapati papa jatuh sakit adalah kali pertama bagi keluarga kita dan rasanya tak mau sampai hal itu terjadi lagi. Melihat mama panik, tak bisa tidur dengan nyenyak, wajah yang selalu diliputi rasa takut dan cemas, air mata yang menetes ketika tak sanggup lagi melihat papa yang saat itu sakit. Aku yang saat itu sering ditinggal dirumah sendiri karena papa yang berkali-kali masuk rumah sakit, menangis setiap hari di rumah sendirian, ketakutan yang besar dan kecemasan yang melandaku, air mata pun tak ragu-ragu untuk jatuh karena aku tak bisa menahannya saat mengingat bagaimana papa begitu tersiksa dengan penyakitnya.
Bagaimana tidak cemas, kali itu papa tiba-tiba pendarahan dirumah, seisi rumah di beberapa sisi terdapat bercak darah, kami masih mengira hanya mimisan biasa sampai akhirnya papa masuk IGD dan saat itu aku sedang di kampus saat kemudian adikku menghubungiku untuk mengabari bahwa papa masuk IGD, tangisku tak dapat kubendung lagi, teman-teman sibuk bertanya aku kenapa dan memelukku untuk menguatkan. Hari-hari berat itu terasa begitu lama, beberapa bulan di akhir tahun 2015 menjadi terasa mencekam bagi keluarga kita, ya.
Badai itu sekarang telah berlalu, Alhamdulillah papa sudah kembali sehat. Beraktivitas kembali seperti biasa dan bisa melihat mama dan papa kembali tersenyum, berkumpul bersama dan tertawa bersama merupakan penghilang rasa lelah dan sebuah mukjizat dari Tuhan. Alhamdulillah sekarang kita bisa berkumpul lengkap lagi dirumah, tak perlu lagi melihat mama yang cemas dan papa yang tak pernah tidur nyenyak selama sakit. Ya Allah berikanlah kesehatan selalu untuk mama dan papa, limpahkanlah rezeki dan kebahagiaan bagi mereka, selalu berikan segala hal yang terbaik bagi mereka.
Ma, Pa, doakan anakmu ini bisa lulus di tahun ini ya, semoga anakmu bisa di wisuda dengan nilai cumlaude dan bisa membanggakan kalian berdua, semoga setelah lulus anakmu ini bisa tercapai cita-citanya untuk bekerja di Perusahaan Terbaik Hehehehe. Ma, Pa, terimakasih untuk segala yang telah diberikan, aku tahu mungkin aku takkan bisa membalasnya, tapi aku berusaha untuk kelak dikemudian hari dapat membalas semua yang diberikan atau mungkin lebih. Semoga kita selalu ada dalam kebahagiaan ya. Sehat-sehat terus, ma, pa, i love you!


Tertanda,


Anakmu yang lagi pusing mikirin judul skripsi.

2 comments: