Kepada kamu,
Belakangan ini aku
merasa ada yang aneh pada diriku sendiri, mendapati betapa bahagianya diri ini
saat aku berhasil berpapasan denganmu di suatu tempat di kampus, sesuatu yang
aku rasa aneh saat ini. Bagaimana bisa, kamu? Kamu yang bahkan tak aku ketahui siapa
namanya, membuat penasaran dan ingin mencari tahu siapakah sosok laki-laki yang
mampu menarik perhatianku ini. Sebelumnya aku tak pernah sadar dengan adanya
dirimu, rasa penasaranku membuat aku ingin tahu, siapakah gerangan laki-laki
yang tiba-tiba mengacaukan seisi kepalaku dengan bayangan wajahnya?
Berbekal rasa
penasaran, aku mencari identitasmu dari sebuah group chat. Selama ini ternyata kita ada dalam satu lingkungan yang
sama, tapi bisa-bisanya aku baru mengetahuimu belakangan ini, bisa-bisanya aku
baru mengetahui namamu setelah aku mencoba mencari melalui sebuah group chat. Tadaaa! Akhirnya aku mampu
menemukan siapakah kamu yang selama ini wajahnya mengisi ruang di
kepalaku. Lalu tanpa pikir panjang, aku
memeberanikan diri untuk menambahkanmu sebagai teman di akun milikku, tanpa
berharap lebih, aku hanya memberanikan diri.
Dua minggu berlalu, aku
sedang asyik mengamati orang-orang yang sibuk memposting sesuatu yang sama di
linimasa dan membuatku mengacuhkan isi linimasa tersebut karena semua orang
sibuk dengan hal yang sama, semua seragam takkan ada yang berbeda dari itu
semua. Tanpa sadar, beberapa menit kemudian setelah memutuskan untuk tak lagi
melihat linimasa itu, ada namamu disana sedang memposting sesuatu. Tunggu?
Beberapa menit yang lalu tidak ada postinganmu diantara puluhan postingan yang
sama itu, lalu? Apakah ada yang salah? Aku coba untuk refresh kembali linimasa-ku sampai aku yakin bahwa itu memanglah
kamu. Kamu pun menambahkan aku sebagai teman di akun milikmu? Aku kira, aku
takkan mampu sampai pada tahap ini.
Lalu apa yang bisa aku
lakukan setelah itu? Tidak ada. Mengapa tidak ada? Karena aku tidak tahu
bagaimana harus memulai ini semua, buktinya surat ini pun aku tulis belum tentu
akan sampai padamu, tapi tak apa, setidaknya aku berani menuliskannya. Aku
mungkin sudah lupa bagaimana harus memulai sesuatu saat aku mengagumi
seseorang, hanya mampu memandangimu dari jauh dan melihat wajahmu melalui foto
yang kamu pasang sebagai foto profilmu, lalu diam-diam aku capture. Tak keberatan kan? Fotomu hanya untuk aku simpan, sesekali
aku lihat jika aku ingin. Hehehe, ada yang perlu kamu tahu sebelumnya, menjadi
pengagum rahasia sepertiku ini menyenangkan, aku bisa menjadi mata-mata yang
mencari tahu identitasmu, siapa nama lengkapmu, kapan ulang tahunmu, apa
kesukaanmu, dimana rumahmu, dan segala hal lain tentangmu, mungkin sesungguhnya
kamu pun tahu siapa aku, tapi dalam kenyataannya kita memang belum berkenalan
secara resmi, kita hanya saling tahu karena kita ada di lingkungan yang sama dan
seringnya secara tak sengaja berpapasan.
Hahahaha lucu,
bagaimana hal seperti ini bisa aku rasakan kembali, menerka-nerka tentang kamu.
Iya, kamu yang bahkan satu-satunya informasi yang aku tahu tentangmu adalah
nama lengkapmu saja. Tapi aku suka dibuat penasaran, jangan berusaha beritahu
aku, biar aku tunjukan padamu aku bisa mencaritahu sendiri, dengan caraku
sendiri, diam-diam dan hey bisakah berhenti tersenyum manis? Karena hal itulah
yang mampu membuatku merasa penasaran akan siapakah gerangan dirimu ini.
Hati-hati, jangan senyum terlalu manis, nanti banyak yang suka, saingan aku
tambah banyak. Hehe. Maafkan surat ini, selamat malam kamu, semoga malam ini
tidur nyenyak, jangan lupa berdoa agar selalu dilindungi oleh Allah.
Tertanda,
Pengagum Rahasiamu.
wahh, aku jadi penasaran siapa orangnyaaa?? hehe
ReplyDelete