Saturday, January 19, 2013

# #30HariMenulisSuratCinta

Terimakasih banyak

Dan ternyata kini tiba masanya, masa dimana aku harus tersenyum manis menahan luka hati yang mungkin terasa pilu dan merelakanmu pergi menuju sesuatu hal yang bukan aku inginkan. Kamu, menuju bahagia bersamanya, seseorang yang mungkin sudah kamu pilih untuk menemanimu sejak hari itu dan entah hingga kapan, mungkin selamanya. Seseorang yang kamu rasa sudah jauh lebih baik dan layak untuk hadir di hidupmu, menurut presepsimu. Yang menggantikan posisiku di masa lalu, sebagai teman hidupmu. Bagimu, kamu memulai hal baru dan menuju pada hal baru bagi hidupmu? sedangkan aku? Apa yang harus aku mulai?

Aku tahu ini memang menyakitkan bagiku, bukan aku mendramatisir, memang beginilah sesungguhnya, mengenang yang terjadi, berpikir mengapa ini harus terjadi, mengapa harus ada kamu, mengapa dulu tercipta kata kita, mengapa aku dan mengapa kamu, mengapa ini dimulai, mengapa ini berakhir, namun tak ada yang lebih menyedihkan selain menjadi orang bodoh yang hanya akan berdiri di tempat yang sama untuk waktu yang lama, menatap, meratapi dan menyesali segala kesalahan yang pernah dia lakukan. Bahwa segala yang pernah terjadi tak dapat lagi ku kembalikan. Ada atau tidaknya aku dalam hidupmu bukankah sudah tak berarti lagi? Mengapa aku harus mempermasalahkan hadirmu jika hadirku pun bahkan tak pernah kau selipkan dalam susunan kehidupanmu, dalam bagian isi kepalamu pernahkah sejenak terlintas hadirku? Pernahkah? Tidak tentu saja. Untuk apa aku terus menerus beratanya, takkan pernah ku temukan jawaban dimana pun itu. Jawaban itu akan ada di tempat yang takkan bisa ku jamah, di kepalamu dan di hatimu.

Ketika aku baru akan memulai untuk belajar berjalan, kamu ternyata sudah berlari sangat jauh bahkan hingga kau lupa kau berlari menuju kemana dan apa saja yang sudah kau tinggalkan. Kau hanya sibuk berlari menjauh dan terus menjauh hingga tak nampak lagi pada pandanganku. Kau berlari begitu cepat dan berlalu dari pandanganku. Menjauh, menjauh dan hilang.

Deskripsikan rasa sakit ini, entahlah. Yang aku rasa hanyalah sedikit sesak dan tangan dan kaki yang kemudian mendingin seketika. Sekujur tubuh membeku seolah-olah di ruangan nitu suhu udaranya berubah menjadi sangat dingin dan ada angin berhembus melewati leherku. Katanya, jika dia yang kamu cintai bahagia, seharusnya kamu ikut bahagia juga sekalipun itu bukan bahagia bersamamu. Adakah manusia yang rela berbuat seperti ini? Tentu saja ada, tapi bukan saya untuk sekarang ini. Biarkan saya menikmati sakit ini, biarkan saya mengetahui seberapa lama kah saya mampu menikmati sakit ini tanpa setetes air mata pun yang akan jatuh di pipi. Tanpa sepatah kata pun yang akan terucap yang menunjukkan bahwa saya kecewa. Berapa banyak senyum palsu yang akan tercipta, berapa banyak tawa riang yang menutupi duka yang akan aku buat nanti. Berapa? Bagaimana? Mengapa? Katanya nikmati saja rasa sakitmu hingga kamu kebal dan tidak lagi merasakan apa-apa, mati rasa. Nikmati rasa sakit itu hingga titik paling menyakitkan dan kamu tak tahu harus berbuat apa.

Selamat, kamu berhasil menghancurkan hatiku untuk ratusan kalinya. Membuatnya menjadi kepingan kecil yang terpecah belah dan siap untuk disapukan lalu dibuang menuju tempat sampah. Biarkan, biar hilang dan lenyap kepingan hati itu.

Selamat, kamu sudah menemukan "October Person" mu yang baru... Bodoh, mengapa harus di bulan yang sama? Maksudku jika pun bukan di bulan ini mengapa harus berdekatan? Selamat menikmati bulan October yang penuh cinta bersama seseorang yang baru.. Bahkan aku akan berdoa semoga kamu bahagia, semoga kamu tidak bersedih, semoga kamu menikmati hari barumu. Sedangkan aku? Aku menjadi bagian yang menikmati apa yang terjadi saja. Selamat, kamu sudah mendapatkan orang yang baru semoga dia mampu membahagiakanmu.

Pada akhirnya aku tahu aku tak harus berbuat apa-apa, karena apapun yang aku lakukan nanti takkan mengubah apapun yang telah terjadi, takkan, takkan pernah. Hanya nikmati, diam dan resapi segala sakit yang kau rasa. Bahagia itu milikku juga, suatu hari nanti.

Selamat malam, dari aku yang entah harus berkata apa lagi. 
Sekian dan terimakasih banyak! :)


#30HariMenulisSuratCinta, 
Hari ke-7.

No comments:

Post a Comment