Thursday, January 17, 2013

# #30HariMenulisSuratCinta

Kepada Kamu yang Menjadi Candu Bagiku

Kepada kamu,

Kamu harus tahu berapa banyak malam yang terbuang hanya untuk terbujur kaku menanti sesuatu yang membuatku ragu. Entah malam ini adalah malam ke berapa aku bertingkah seperti ini, bolak-balik dari handphoneku menuju komputer atau sebaliknya dari komputer menuju handphoneku, menunggu, menerka-nerka, berharap, menanti agar ada kamu disana. Bodohnya aku menanti kamu di dalam malam sesyahdu ini, kehadiranmu jelas hanya menghadirkan pilu. Namun pilu ku ternyata menjadi candu, aku menikmati dukaku, karenamu. Aku menunggu, dan aku menyukai bagian ketika ada ringtone tertanda bahwa ada pesan masuk di handphoneku atau ada notification di komputerku, segera aku berlari menghampirinya, aku harap itu kamu, aku harap disana ada kamu. Ketika ada kamu disana, aku menunggu kamu memulai duluan, memberi sebuah sapaan disetiap malamnya yang pada akhirnya ini hanya sebuah hal yang orang-orang sebut dengan membuang-buang waktu. Karena ternyata kemungkinan kamu untuk menyapa duluan itu, ah sangat tidak mungkin terjadi. Setiap malam aku menunggu, bahkan hingga larut malam.
Semalam kemarin hingga pukul 00:34 aku masih mengharapkan sebuah pesan darimu hingga aku tertidur dan akan terbangun esok hari dan begitu seterusnya. Berselancar di website-website yang aku rasa bisa membuang waktuku sembari menunggu sebuah pesan. Tepat pukul 01:00 tak ada pesan, dan aku memutuskan untuk pergi tidur karena aku tahu hidupku bukan hanya untuk menunggu pesan seperti ini.

Dan kemudian di malam yang seperti ini ada pertanyaan yang selalu hadir mengenai mengapa hingga detik ini segala sesuatu yang berkaitan denganmu masih saja selalu menyesakkan dada. Entah itu namamu yang disebutkan orang lain, wangi parfum mu yang mirip dengan wangi parfum dengan seseorang yang entah siapa membuatku mengingatmu, entah itu senyum seseorang yang mirip denganmu atau mungkin model rambut seseorang yang menyerupai model rambutmu, tetap, segala sesuatu tentangmu bahkan bukan terkadang tetapi masih selalu membuat sekujur tubuhku terdiam, debaran jantung yang lebih kencang dan pikiranku yang melayang jauh menuju kamu. Dan segala tentangmu, masih selalu menimbulkan banyak tanya, disini, di kepala dan pikiranku, yang terus menerka dan mencari tahu.

Terkadang aku pun kemudian selalu bertanya-tanya untuk siapa tulisan-tulisan mu itu kau tujukan? Seringkali, tanpa sengaja aku memergoki mu menulis sebuah kata "kamu" yang tak kau jelaskan siapa kah "kamu" yang kau maksud, nama nya tak pernah kau sertakan,tak pernah tertera disana. Lantas untuk siapa semua kata "kamu" yang selalu ada dalam tulisanmu? Masih diriku kah? Atau mungkin bukan dan tentu saja memang bukan. Disaat aku diam, justru saat itulah saat paling gaduh, dalam kepalaku, saat ribuan tanya menyerang mencari-cari sesuatu yang dia inginkan, bertanya-tanya mengapa ini bisa begini dan mengapa itu bisa begitu, mengapa dan mengapa, gaduh, kepalaku tak berhenti mencari sebuah jawaban. Di tiap malamku yang penuh dengan tanya, di tengah malamku yang semakin tidak karuan mengapa tanya yang terselip harus seperti ini? Ketika malam ini aku menyerah untuk menunggu pesan darimu, dan kamu tetap berusaha pada usahamu untuk membuatku menunggu. Ketika usahaku menunggumu tak kau indahkan, lantas mengapa usahamu membuatku menunggu harus aku indahkan?

Ini adalah luka yang menjadi candu dan selalu membuat rindu, aku selalu mau melakukannya berulang kali sekalipun rinduku tak tau kemana dia menuju. Harusnya rindu ini milikmu, tapi waktu tak lagi untukku dan untukmu. Sejauh ini aku hanya bisa menunggu dan berharap. Kata-kata ini menjadi sesuatu hal yang memang seharusnya kamu tahu. Tapi tak banyak kata yang mampu aku rangkai, karena untukmu, tak pernah ada satu hal pun yang cukup untuk mengutarakan dan mendeskripsikan tentang kamu. Ini aku yang tak lelah menunggu dan bertanya. Semoga nanti kamu mau tahu mengenai usahaku.



Dari aku, yang candu akan rindumu..



#30HariMenulisSuratCinta hari ke-4

No comments:

Post a Comment