Saturday, January 26, 2013

# #30HariMenulisSuratCinta

Surat untuk Tuan Hujan.

Teruntuk hujan,

Hai tuan Hujan, mungkin aku harus menyapamu terlebih dahulu sebelum aku memulai suratku, kemudian aku harus memberi tahu mu untuk apa aku mengirimimu surat. Ini akan berisi beberapa hal yang menjadi pandanganku terhadapmu. Jadi siapkan dirimu untuk ini, oke?
Aku akan memulainya dengan mengatakan bahwa aku benci kepada hujan karena hujan telah mengambil posisinya sebagai pengingatku akan kamu, aku benci hujan karena hujan telah berubah menjadi mesin waktu yang mampu mengingatkanku mengenai banyak hal dengan membawaku kembali mengingat apa yang pernah terjadi di bawah hujan.
Hahahaha bukan hanya itu. Akan masih banyak yang ingin aku sampaikan padamu, tuan Hujan. Berawal dengan kata benci ya, apa yang pantas disebut surat cinta jika ada kata-kata benci, eh tunggu dulu. Masih ada lanjutannya.
Baiklah, biarpun aku membenci hujan namun selalu ada cerita yang tersulam dibalik hujan, bersamaan dengan hujan yang turun. Hahahahaha begitulah kemudian aku menertawakan hujan yang kini berubah fungsinya menjadi mesin waktu penghubung antara aku dan kenangan kita di dulu kala. Selalu ada sebuah cerita yang terkadang memang dibuat tuhan sangat indah dan terangkai ketika hujan.
Dahulu, hujan dan kami berdua adalah satu, begitu aku mengejanya.
Kemudian aku yang menyukai hujan, mengapa aku menyukai hujan? Itu karena aku tahu tak akan ada yang mengetahui setiap tetes air mata yang aku jatuhkan di kala hujan, hujan akan mampu menutupi tangisku. Ketika hujan, tak akan ada yang tahu mengenai itu.
Kemudian tidak hanya itu, semua hal tentu saja bisa terjadi di kala hujan turun, di kala kita menanti di bawah hujan, di kala kita meratapi setiap tetes hujan yang jatuh memeluk bumi. Selalu ada cerita di balik hujan yang turun, bahkan tidak hanya satu, tetapi banyak. Entah itu cerita mengenai dua anak manusia yang sedang saling jatuh cinta, entah itu cerita mengenai dua anak manusia yang sedang memadu cerita indah atau mungkin dua anak manusia yang sedang sama-sama menjauhkan diri karena sebuah konflik, atau mungkin ada sepasang anak manusia yang sedang patah hati dan menikmati tangisannya bersama hujan yang turun?Bisa jadi tidak hanya sepasang, tapi banyak pasang di luar sana. Beberapa diantara hal yang aku beberkan ada yang pernah aku alami sendiri.
Lalu, hujan itu tak hanya mengenai sebuah pasangan yang mengalami banyak hal, tetapi juga mengenai sekumpulan anak manusia yang mungkin membuat banyak cerita menyenangkan, menyulam ribuan senyuman manis di setiap wajah wajah yang rupawan, menenun ribuan tawa canda yang akan menyeruak ke udara dan membiarkan seluruh semesta tau mengenai tawa canda yang kami ciptakan. Hal itu kadang terjadi tak sengaja di bawah hujan, mungkin ketika menunggu hujan reda akan ada banyak hal yang bisa di lakukan bersama orang-orang yang kamu sayangi. Contohnya aku, aku selalu mendapatkan hal-hal menyanagkan di kala aku menunggu hujan reda. Aku bisa tertawa bersama teman-teman, aku bisa berbagi cerita bersama teman-teman, aku bisa melakukan apapun bersama mereka semua.
Tapi aku tak suka, jika kamu bisa membuat badanku sakit sesaat setelah kamu menyentuh tubuhku. Kamu bisa membuatku demam jika kamu mengenai tubuhku. Tapi aku juga suka ketika hujan selesai aku dapat melihat spektrum warna yang indah yang orang namakan pelangi itu. Ah aku selalu bingung aku harus menyukai atau membencimu, tuan Hujan. Maafkan aku yang membencimu dan terimalah aku yang menyukaimu.
Mungkin cukup hingga sini suratku mengenaimu, maafak kata-kataku sebelumnya ya.

Dari aku, yang senang melihat pelangi setelah hujan.

#30HariMenulisSuratCinta
 Hari ke-13

No comments:

Post a Comment