Menulis.
Apa sih yang ada di pikiran kamu
ketika mendengar kata ini? Semua pasti melakukan hal ini di setiap harinya,
suka atau tidak, sengaja atau tidak. Dari sejak kecil kita sudah diajari untuk
menulis pastinya, orang tua kita mengajarkan kita untuk bisa menulis abjad dan
angka dasar sebagai bekal kita. Setelah itu di sekolah kita pasti menulis di
setiap harinya. Dari jenjang paling rendah sampai paling tinggi, dari Taman
Kanak-Kanak hingga Kuliah, mungkin menulis adalah hal yang dilakukan hampir
setiap hari. Menulis itu bukan hanya sekedar tulisan tangan. Yang kalian baca
ini merupakan sebuah tulisan yang mungkin saat ini dibuat lebih canggih dengan
teknologi yang mendukungnya, atau status-status yang kalian semua tulis di
dunia maya atau di akun social media milik masing-masing, itu pun berupa
tulisan. Bukankah itu berarti tiada hari tanpa menulis? Karena menulis itu
tidak selalu berupa tulisan tangan, kalian melakukan itu semua setiap harinya.
Yang kalian ketikkan setiap menit atau setiap jam di akun twitter atau facebook
kalian, itu berupa tulisan, dan kalian menulis setiap harinya. In my humble
opinion, tidak ada tulisan yang jelek atau pun tidak bagus, semua tulisan itu
bagus, hanya perlu lebih banyak pengetahuan, referensi dan imajinasi tanpa henti
untuk membuatnya semakin bervariasi dan tidak tampak membosankan.
Mempertahankan agar orang mau tetep membaca tulisan milik kita lah yang tidak
mudah, sekali orang tertarik pada tulisan kita, kemudian kita harus memikirkan
caranya agar mereka tetap menyukainya, bagaimana mempertahankan para pembaca
agar tidak merasa bosan..
Bagi saya sendiri, saya memang
suka menulis, tapi ya itu semua hanya untuk sekedar hobi. Tak pernah terlintas
untuk suatu hari kalau saya akan membuat sebuah novel, atau saya akan membukukan
tulisan-tulisan saya, atau saya akan menyebarluaskannya dan-lain-lain. Sejak di
tingkat Sekolah Dasar, saya menyukai menulis dengan cara menceritakan
keseharian atau mungkin berkeluh kesah melalui sebuah Buku Diary, ini lucu.
Tapi ini hobi menyenangkan, saya menghabiskan banyak Buku Diary untuk
menuliskan apa yang ada dalam kepala saya hampir setiap hari, bahkan saya
memiliki Buku Diary yang ada kunci dan gemboknya agar tak ada yang bisa membuka
isinya, lalu saya menyimpannya di tempat paling tersembunyi. Ya mungkin berawal
dari hobi seperti ini akhirnya berkelanjutan hingga sekarang. Tetap saja
menulis bagi saya adalah hobi dan sebuah kesenangan, ketika kamu mungkin tak
punya seseorang untuk mendengar segala apa yang ingin kamu bagi atau mungkin ketika
kamu ingin menyampaikan pada semesta mengenai apa yang kamu rasa, menulislah.
Bagi saya menulis adalah satu-satunya cara menghilangkan sesuatu yang mungkin
terasa janggal dan mengganggu bagi hati dan pikiran saya, bagaimana saya
membagi apa yang ada di isi kepala saya, bagaimana saya membagikan sebuah
cerita pada dunia, bagaimana saya mengajak seluruh dunia pada sebuah tulisan,
bagaimana sebuah tulisan mampu mewakili apa yang saya rasa, tulisan-tulisan itu
semua adalah mungkin sebuah pelarian ketika diri ini tak tahu kemana harus
menuju, ketika diri ini tak tahu kemana harus membagi kisah. Tapi tidak selalu
begitu. Sejak SMP hingga SMA kebiasaan saya berubah, mungkin mulai jatuh cinta
membuat saya menjadi penulis tentang cinta (dadakan) karena galau. Berterimakasihlah
kamu, karena ketika kamu galau, patah hati dan terluka, setidaknya kamu bisa
menulis puisi, dan merangkai kata-kata yang indah. Iya setidaknya. Tapi
benarkah harus berterimakasih? Atau harus merasa apa?
Berawal ketika saya ada pada
jenjang Sekolah Menengah Pertama, saya memutuskan untuk membuat sebuah blog
yang meungkin menjadi peralihan saya dari Buku Diary nyata menjadi Diary
Virtual atau orang-orang sering menyebutnya Online Diary. Sejak SMP saya memang
suka menulis cerita dari yang penting atau pun tidak penting, semua cerita
dalam setiap harinya bisa saya tuliskan di blog. Cerita mengenai teman-teman,
atau pun kesukaan saya. Ketika saya mulai jatuh cinta, tak sedikit cerita
mengenai jatuh cinta yang saya tuliskan di blog saya, entah itu ketika bahagia,
atau ketika saya sedih. Bisa cerita patah hati atau mungkin berbunga-bunga.
Mungkin ketika jatuh cinta banyak sekali yang dirasakan dan banyak sekali hal
yang menghinggapi kepala kita. Tulisan saya ketika SMP ya tidak lebih dari
sebuah tulisan anak remaja yang isinya lebih banyak tidak penting dan racauan
kata-kata galau. Semakin bertambah usia, kosa kata yang saya kuasai dan
pengalaman juga pengetahuan yang saya dapat mungkin semakin banyak dan
mempengaruhi gaya menulis juga isi dari tulisan saya. Kemudian ketika SMA saya
lebih intens menulis, salah satu faktornya adalah sebagai pelampiasan dan
mencurahkan isi hati ketika patah hati atau merasa kalut oleh seseorang yang
dulu predikatnya adalah pacar saya. Tulisannya memang masih random dan tidak
berkonsep, tapi kebanyakan lebih bertema patah hati. Tulisan berkonten bahagia
adalah hal-hal atau pengalaman yang menyenangkan yang dilalui berdua dengan dia
yang dulu sempat mengisi hari saya selama 2 tahun, 2 tahun tersebut mungkin
menjadi waktu paling berkesan yang sampai saat ini mungkin belum ditemukan
bagaimana cara melenyapkan segala kenangan itu. Sampai akhirnya saya merasakan
patah hati karena putus cinta, rasanya seolah dunia runtuh dan ya begitulah,
sakit teramat sangat. Dan segala rasa sakit yang menimbulkan kegalauan yang
maksimal ini ternyata membuat saya menghasilkan tulisan-tulisan yang menurut sebagian
teman saya itu bagus. Entah mereka mengatakan seperti itu karena mereka
merasakan hal yang sama atau karena memang (syukur-syukur) tulisan saya tidak
dianggap menjijikan oleh orang lain. Lalu saya bingung lagi, harus marah atau
berterimakasih atas salah satu berkah yang aneh ini. Sejak saat itu menulis
menjadi kesenangan bagi saya, berawal dari patah hati, kini saya tak melulu
menuliskan tentang patah hati. Sesekali jika imajinasi saya berjalan dengan
baik, saya suka menulis cerpen-cerpen.
Saya bukannya begitu memikirkan
jumlah viewers atau orang-orang yang mengunjungi blog saya, mungkin mereka
adalah sebuah reward, bukan sebuah hal yang menjadi acuan untuk menulis dan
jangan sampai menulis karena gila viewers, saya menulis bagi diri sendiri, dan
jika orang lain berkenan, saya menulis untuk orang lain juga. Ternyata saat ini
banyak sekali penulis-penulis yang hebat, tulisannya bagus dan ya jika
dibandingkan dengan saya, siapalah saya ini dibandingkan mereka, mungkin hanya
seperti butiran debu… begitulah, kecil, sangat kecil. Sejak tahun 2009 saat
saya memutuskan untuk membuat akun twitter, disana saya menemukan banyak akun
yang memuat tulisan-tulisan yang bagus, berawal dari sebuah puisi bersambung
dalam sebuah tweet atau sebuah quote atau kata-kata berupa isi dari pikiran
seseorang ya begitulah, setidaknya dengan membacanya menambah inspirasi
menulis.
Sampai akhirnya hingga sekarang
menemukan sekali banyak akun penulis dengan tulisan-tulisannya yang hebat, saya
sudah beberapa kali mengikuti sayembara-sayembara menulis yang diadakan oleh
sebuah akun di twitter. Pertama kali adalah di tahun 2011 saat saya mengikuti
#15harimenulisceritadiblog atau #15harimenulisdiblog ah saya lupa… buatan
@hurufkecil dan juga @elnaa_ yang setiap harinya disedikan tema untuk menulis
cerita. Dari sana saya bisa menemukan teman yang sama-sama menyukai menulis,
khususnya menulis di blog. Banyak orang mengunjungi blog saya, ada lebih dari
50 pengunjung setiap harinya dan itu adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya.
Berkenalan dengan teman baru dan mendapat bacaan-bacaan segar, menyenangkan!
Selanjutnya ada
#30harimenulissuratcinta dan juga #15harilagukubercerita yang diadakan oleh
@PosCinta dan sayembara ini diikuti oleh banyak sekali penulis di twitter, di
akhir acara selalu ada gathering dari semua yang mengikuti acara ini baik
penulisnya maupun pembacanya. Bertemu dengan orang-orang baru lagi, berkenalan
dan pengalaman baru lagi. Jadi, #30harimenulissurat cinta adalah kegiatan rutin
selama beberapa tahun ini di setiap bulan Januari-Februari sebagai semacam
kegiatan menuju hari valentine, dengan selama 30 hari menulis surat cinta, yang
ada beberapa hari harus ditentukan temanya dan sisanya tidak. Kamu bebas
mengirimkan surat cinta pada siapa pun dan bahkan apa pun, termasuk benda
kesayanganmu. Sedangkan #15harilagukubercerita adalah kamu menulis sebuah
cerita berdasarkan inspirasi dari sebuah lagu, sayembara ini semakin membuat
saya semangat menulis dan iya, ini menyenangkan. Yak begitulah pengalaman
menulis saya sejauh ini. Tulisan saya sudah dua kali di terbitkan dalam sebuah
buku kumpulan cerita, yang pertama adalah project dear mama yang berisi surat
untuk Ibu, yang kedua adalah yang baru saja diterbitkan yaitu bertema Kejutan
Ramadhan, diterbitkan oleh penerbit indie nulisbuku. Alhamdulillah. Walaupun
nggak pernah niat untuk sampe semua orang tahu, tapi ya daripada
tulisan-tulisan ini saya simpan sendiri mungkin alangkah baiknya dia menemukan
mata yang tepat untuk membacanya.
No comments:
Post a Comment