Friday, August 30, 2013

# #lewatpukulsembilan

Lelaki dibalik seribu topeng.

Kisah ini adalah kisah tentang laki-laki dibalik seribu topeng, penuh kepalsuan dan kepura-puraan. Berhias segala keindahan dan rupa penuh bahagia, berhiaskan segala mimik yang memancarkan rona bahagia, tak pernah sedikit pun duka menghampirinya. Hanyalah senyuman bahagia dan tawa riang yang terlukis di wajahnya setiap hari, kamu akan mampu melihatnya dengan jelas.

Itulah dia, si laki-laki dengan seribu topeng. Namun ternyata semua yang dia tunjukan merupakan hiasan semata, aku yang kerap kali memergokinya melepas riasan wajah yang selalu melekat di wajahnya, iya benar, itu adalah topeng yang selalu dia kenakan setiap harinya. Ternyata itu hanyalah sebuah topeng, bahagia yang terpancar dari dirinya selama ini hanyalah buatan semata. Bermuka dua.
Selama ini dia adalah lelaki yang akan selalu menunjukkan rasa bahagia dan semangat yang tinggi, dunia tak akan pernah tahu tentang kesedihan atau masalah yang menimpanya, dia hanya membagi bahagia pada sekitarnya. Berbagi celotehan, lelucon, dan segala cerita yang mengundang tawa bersama kerabat dan sahabat karibnya. Namun dibalik itu semua, harapnya selalu menggantung tinggi akan wanita pujaannya, membahagiakan orang lain mungkin belum begitu cukup untuk memenuhi harapannya yang tinggi. Aku yang mengamatinya dengan seksama setiap harinya, sebagai orang yang mengenalnya sudah cukup lama, aku tahu yang dia inginkan hanya berbatas keadaan. Dia relakan dirinya mungkin untuk menjadi caci maki dan bahan tertawaan di setiap harinya, agar setidaknya dia mampu mendapati diri nya sendiri merasakan kebahagiaan yang teramat sangat dengan melihat sebuah senyuman manis dan tawa yang mengembang dari wanita pujaannya. Lucu, dia membuat hidupnya sendiri sebagai lelucon.

Bahagianya dia bagi bersama banyak orang, sementara kesedihannya dia sembunyikan dengan apik. Suatu saat nanti dia bisa saja menjadi gila karena ini semua. Menyimpan rapat segala isi hati yang mungkin menyiksa batinnya tanpa dia sadari. Namun mungkin orang tak perlu tahu. Tapi tuhan tahu segala usaha dan kebaikanmu, untuk membahagiakan banyak orang-orang di dekatmu. Dan aku, yang tahu jelas apa yang terjadi padamu, mungkin kamu heran padaku yang memperhatikan gerak-gerikmu ini, tapi kamu adalah manusia yang cukup bodoh demi memperjuangkan wanita pujaanmu. Sekali lagi, yang harus disayangkan adalah keinginanmu berbatas keadaan ketika di akhir cerita kamu hampir saja mendapatkan apa yang kamu mau. Iya wanita pujaanmu yang kamu buat tertawa setiap hari akhirnya perlahan menaruh hati juga padamu, tapi ternyata hidupmu memang tak selalu semulus yang kamu rencanakan dan tak selalu seindah yang kamu harapkan, ekspektasimu terlalu tinggi.. Padahal hampir jadi, sayangnya semesta belum menghendaki, dan tuhan punya rencana lain untuk kisah cintamu. Tidak pahit, hanya ada kerikil kecil yang mungkin membuatmu tersandung. Setidaknya dengan tahu bahwa dia membalas perasaanmu perjuanganmu tidak telalu sia-sia. Tuhan hanya sedang memnitamu untuk berjuang lagi, dan lagi, karena jalanmu masih panjang. Dan kamu bisa memulai untuk memperbaiki diri dan tentu saja menyayangi dirimu sendiri.

Jangan marah, apalagi mengumpat, jangan salahkan siapapun, apalagi tuhan. Tak ada yang salah, semua hanya tentang waktu. Waktu yang belum tepat, dengan orang yang mungkin kamu anggap tepat tapi waktu tidak. Malam itu kamu tampak begitu murung karena segala hal yang terjadi dengan hidupmu, topeng itu kamu lepaskan dan kamu terduduk di lantai sembari memeluk lutut. Kepalamu menerawang ke langit, itu adalah ketika aku memergokimu di teras rumahmu sedang duduk sendiri dan matamu berkaca-kaca seolah selama ini sudah cukup untukmu menahan segalanya. Mungkin langit malam itu menemani dukamu, sekalipun bulan dan bintang bersinar terang menemani sunyinya malam, dan bunyi-bunyi binatang kecil seperti serannga juga auman binatang buas diluar sana seolah tak mengganggu dan tak mempengaruhi dirimu dan hati juga batinmu yang mungkin saat itu sedang terjadi pergolakan disana. Raut wajahmu nampak tak ada gairah,tampak ada kantung mata di bawah kedua bola matamu yang mungkin ada karena sisa semalam saat kamu terjaga, kamu menggigit bibir bagian bawah, tanganmu memeluk lutut dan kamu hanya diam sepanjang malam.. Hingga berjam-jam sampai mungkin kamu merasa jemu dan ternyata yang kamu lakukan itu tak berguna. Mengapa aku tahu kamu sudah beranjak dari tempatmu? Karena di keesokan paginya aku tak mendapatimu di tempat yang sama.

Ternyata kamu keluar dari rumahmu dengan raut yang kembali seperti dahulu kala, iya dengan topengmu, setidaknya mungkin semalaman merenung dan bergelut dengan isi kepalamu membuat kamu ingat bahwa hidupmu tak berakhir hingga disini. Dengan raut wajah riang gembira dan langkah yang pasti aku melihatmu melangkah melewati gerbang rumahmu seolah siap untuk menyambut dunia ini kembali dengan segala yang akan terjadi nanti. AKu hampiri dirimu dan kamu lemparkan senyum khasmu yang diertai dengan lesung pipi itu. Kami berjalan berdua, sebagai sahabat. Aku hanya bisa menguatkannya tanpa banyak ikut campur, tak banyak bertanya, biarkan dia yang bercerita sendiri dan membaginya bersamaku, kami berjalan berangkulan, bernyanyi riang seolah dunia ini mampu kami hadapi bersama. Itulah dia sahabatku, si lelaki seribu topeng dan angannya yang terlalu tinggi, karena ketika tak ada lagi yang bisa kamu lakukan dan kamu merasa hidupmu sangat menyedihkan, ingatlah, hidupmu sudah tuhan rancang dengan baik, bersyukurlah dan tetap merasa bahagia agar kamu berbahagia.



No comments:

Post a Comment