Cinta
itu sederhana. Cinta itu rumit. Cinta itu tergantung apa yang ada di dalam
kepalamu. Cinta itu bisa jadi apapun yang kamu mau dan apapun yang kamu tidak
mau. Cinta itu sebaiknya mampu menjadi satu perkara yang bisa menyatukan dua
kepala menjadi satu yang saling memahami, cinta sebaiknya mampu menjadi
perantara yang bisa menyebabkan dua kepala yang berisi banyak perbedaan menjadi
satu yang akan saling mengerti dan memahami satu sama lain, entah itu saling
menutupi perbedaan yang ada atau mungkin saling meredam ego masing-masing,
saling mengisi kekurangan dan mempersatukan segala hal yang mungkin mampu untuk
disatukan. Menguatkan satu sama lain, atau mungkin bisa menjadi obat dan
penawar bagi satu sama lain. Juga sebagai seseorang yang mungkin akan
menemanimu melawan segala rasa takut, terutama takut akan terluka yang dalam.
Cinta itu, cinta.
Cinta
mungkin mampu membuatmu menjadi seseorang yang kuat dan juga rapuh dalam waktu
yang sama. Cinta bisa menjadi apapun yang kamu mau dan apapun yang kamu tidak mau.
Tidak percaya?
“tentang
cinta yang menjadi rasa takutmu;
yang
mengejan dalam mimpimu;
yang
sengit dan selalu menikammu;
yang
setajam kebencianku padamu;
yang
tlah memaksamu membunuh;
yang
mengejar dan terus mengikatmu:”
Apa
yang bisa saya simpulkan dari kata-kata yang tersusun menjadi sebuah lagu dalam
satu bait tersebut…. Adalah tentang cinta yang menjadi rasa takutmu, entah itu
takut akan hal apa, bisa kau deskripsikan masing-masing. Mungkin takut
kehilangan kepercayaan, takut akan di khianati, takut akan dilupakan atau
melupakan, takut akan disakiti dan menyakiti, takut akan hal-hal yang mungkin
tidak masuk akal karena itu hanyalah imajinasimu sendiri. Atau rasa takut yang
diawali dari sebuah ketidakpercayaan dan kecemasan yang dibuat oleh pikiranmu
sendiri yang berakhir pada sugesti buruk dan mungkin menyiksa dirimu sendiri,
takut akan isi kepalamu sendiri, ketakutan akan apa yang kamu pikirkan.
Berujung dengan timbulnya pertanyaan “apakah dia akan setia padaku?” “apakah
dia tidak selingkuh di belakangku?” “apakah dia akan bersamaku hingga akhir
hayat nanti?” dan segala kecemasan lainnya. Tentang cinta yang menjadi rasa
takutmu.. Cinta yang merubahmu menjadi penuh dengan rasa takut, yang mengenjan
dalam mimpimu, yang sengit dan selalu menikammu. Karena cinta yang tak selalu
manis dan terkadang menikammu. Tentang cinta yang telah memaksamu membunuh, sedikit
keluar dari pembahasan mengenai cinta yang selalu dikatakan orang-orang penuh
keindahan dan hal-hal menyenangkan lainnya, tengoklah bahwa cinta menyebabkan hal
gila ini… mengapa cinta memaksamu membunuh? Pernahkah kalian lihat di surat
kabar atau televisi mengenai berita pembunuhan entah itu antara tetangga,
saudara atau pun yang lainnya hanya karena didasari rasa cemburu? Cemburu
berawal dari cinta? Membunuh orang lain dengan motif cemburu, iri atau hal
lainnya yang terkait dengan cinta yang bisa kalian simpulkan sendiri, bukankah
hal itu cukup masuk akal bahwa cinta bisa saja membuat seseorang terpaksa
membunuh… Lalu tentang cinta yang mengejar dan terus mengikatmu, kembali
tentang cinta, cinta yang terus menerus mengejarmu dan mengikatmu, mengikatmu
dan mengurangi kebebasan di hidupmu.. Cinta yang tak lagi sederhana dan
memberikan kebebasan di hidupmu, cinta yang kini mengikatmu, mungkin seperti
kamu tak boleh lagi berteman dengan beberapa teman baikmu karena pacar barumu
tidak menyukainya atau mungkin kamu tida bisa lagi melakukan beberapahobimu
karena pacarmu melarangmu melakukannya, dan lainnya, bisa kamu deskripsikan
sendiri berdasarkan pengalamanmu, mungkin.
“tentang
cinta yang membusuk di lagu-lagu;
yang
“betapa ku merindukanmu”;
yang
dengki dan kelam membisu;
yang
tak juga habis-habis, tak kan juga habis-habis.”
Kemudian,
tentang cinta yang membusuk di lagu-lagu…. Begitulah, lagu-lagu cinta yang mungkin sudah terasa membosankan
dengan lirik-liriknya yang mendayu-dayu, membusuk karena isinya yang tidak lagi
menyegarkan pendengarnya. Berisi kata-kata penuh rayuan, bernada melayu, itu
yang selalu aku temukan disini, di negeri ini. Mungkin membusuk karena arti
dari lagunya itu sendiri tak lagi bisakita dapatkan dengan sungguh-sungguh,
seolah hanya bualan belaka, terlalu banyak kata yang sendu dan mendayu-dayu,
mungkin begitulah apa yang dikatakan salah satu band kesukaan saya dalam
penggalan lagu miliknya. Juga tentang cinta yang selalu berisi “betapa aku
merindukanmu”, apakah cinta selalu berisi rindu yang menggebu-gebu dan kian tak
tertahankan? Apakah cinta selalu tentang rindu dan rindu? Ataukah tentang cinta
yang selalu mengenai dengki dan kelam yang membisu tak habis-habis? Terlalu
banyak tany bagi sisi gelap cinta yang mungkin orang enggan untuk mengingatnya
namun tanpa sadar hal tersebut sering terjadi sekalipun luput dari pandangan
kita…
“jika
saja ada jendela dan jika saja ada jendela:
kau
akan mengerti dan tetap mengerti;
ku
akan mengerti dan tetap mengerti.
kau
akan di sini dan tetap di sini,
ku
akan di sini dan tetap di sini.
jika
saja ada jendela dan jika saja ada segelas soda”
Tenang kawan, tulisan
membosankan ini akan selesai sebentar lagi.. Ini hanya tentang cinta, melulu
tentang cinta, dan mengapa harus ada jendela? Jendela, mungkin aku ibaratkan
sebagai sebuah tempat dimana jika kita menengok pada sesuatu yang ada diluar
jendela kita mungkin bisa melepaskan kepenatan dan rasa jenuh, jendela mungkin
tempat kita sesekali melihat keluar untuk menghilangkan rasa jenuh, dibalik
jendela mungkin ada banyak hal yang dapat mengalihkan rasa jenuh kita.. Mungkin
jendela pun bisa menjadi tempat kita dimana kita ingin beristirahat dan
melepaskan penat sembari melihat sesuatu yang ada dibaliknya, bersama orang
terkasih mungkin lebih menyenangkan, melupakan beberapa masalah, menatap langit
bersama, menikmati senja, menikmati segala keindahan yang diciptakan tuhan,
memandang masa depan, bersantai, menikmati hidup, bersama orang yang paling
kamu kasihi.. Kamu akan mengerti apa arti dari ini semua dan sebuah jendela,
dan berharap agar kamu tatap disini, mungkin untuk menemaniku bersama menikmati
sebuah senja yang sendu dibalik jendela dan ditemani segelas soda. Entah soda
yang akan meningkatkan rasa bahagiamu, atau hanya soda yang tak ada artinya
bagimu. Segelas soda, sesederhana itulah kita menikmatinya. Sebuah jendela dan
segelas soda, aku dan kamu. Semoga kelak cinta dapat kita deskripsikan
sesederhana itu.
Inspired by : Melancholic Bitch - Tentang Cinta
No comments:
Post a Comment