Wednesday, August 28, 2013

# #lewatpukulsembilan

Malam yang masih sama..

Malam yang masih sama, aku berkutat kembali dengan hati dan pikiranku. Ketika cinta mampu membutakan semua matamu, termasuk mata hati dan pikiranmu. Ketika cinta membuat kamu yang ada dalam pikiranku seolah begitu berharga layaknya sebuah berlian yang harus diperlakukan dengan baik sementara tidak sebaliknya dengan perlakuanmu padaku, mungkin. Ketika cinta membuat diri ini tampak begitu bodoh, entah sudah berapa banyak air mata yang dijatuhkan hanya untuk menangisi orang yang bahkan tidak mempedulikanmu, berapa kali kamu harus merelakan hatimu untuk dihancurkan demi seseorang yang bahkan tak kamu ketahui apakah dia pun rela jika hatinya mungkin harus hancur demi kamu, berapa kali perasaanmu di obrak-abrik olehnya ketika bahkan kamu merasa hidupmu hampir sempurna ketika tak ada dirinya di hidupmu.
Sesulit itu kah untuk memulai sebuah pilihan di hidupmu ini? Sebuah pilihan untuk merelakan dirimu berbahagia dibanding harus merasakan sakit. Sakit lagi dan lagi? Bukankah sakit itu kamu sendiri lah yang membuatnya? Ketika kamu sering kali lebih mengikuti kata hatimu dibandingkan logikamu sendiri. Jatuh cinta membuat kadar logika untuk digunakan menjadi sedikit ketika kamu tak mampu menahan kemauanmu demi sebuah kebahagiaan yang seringnya terjadi hanya sesaat saja, kemudian sakitnya datang secara bertubi-tubi. Kembali lagi merelakan hati ini untuk dihancurkan.

Mungkin memang harusnya aku telah melewatkanmu di dalam hidupku dari sejak lama, membiarkanmu dan merelakanmu untuk pergi dari hidupku sejak lama, tanpa meninggalkan bekas apapun, menghapuskanmu dari dalam hidupku, menghampuskanmu dan segala tentangmu dengan satu alasan yang harus diingat dengan pasti, tentu untuk membiarkan diri ini merasa bahagia. Namun nyatanya, hal itu tak semudah yang dibayangkan dan tak semudah yang aku ucapkan dengan lisanku ini, tak semudah aku mengedipkan mataku, semuanya tak semudah itu, semua tentang cinta dan tentang dirimu begitu membuat hidupku cukup untuk dikatakan dan dikategorikan rumit dan kacau. Melupakanmu, merelakanmu, menghapus segala tentangmu, akankah suatu hari itu akan menjadi hal yang mudah? Ketika semakin sering aku mencoba melakukannya, semakin pula rasa rindu muncul kembali. Sebuah pilihan sulit seringkali membuatmu tak tahu harus menentukan mana yang terbaik bahkan bagi dirimu sendiri.


Untung saja hati ini buatan tuhan, jika bukan mungkin sudah tak karuan bentuknya.. Untung saja hati ini buatan tuhan sehingga mampu untuk dipatahkan dan dihancurkan berkali-kali, sehingga masih mampu untuk merasakan sakit, sehingga masih mampu untuk menerima sakit. Walaupun mungkin ada jemunya di kemudian hari, kelak nanti akan ada masanya untuk merasa jemu karena semua hal ini. Ketika mungkin diri ini masih sibuk menikmati rasa sakit, sementara kamu disana mungkin sudah merasa bahagia dan menganggap bahwa aku ini tak ada di hidupmu, mengapa masih saja harus aku lakukan? Apa yang salah dengan diri ini sehingga terus saja rela menyibukkan diri dengan rasa sakit. Jika ini yang terjadi padaku, bagaimana denganmu? Pernahkah kamu mengalami fase sesulit ini?

Inspired by : Adera - Melewatkanmu

No comments:

Post a Comment