Saturday, September 1, 2012

# #30harilagukubercerita

Teori jatuh cinta

"One logic that works on love
Is that you’ll be crawling back after the fall
That’s what your impulse do
When the blindness got into you"
Inilah teori mengenai cinta yang terjadi diantara kita, mengenai aku dan kamu, mengenai cerita yang terjadi dalam kisah kita, mengenai apa yang telah kita alami, mengenai hal-hal yang sudah kita lewati. Ketika apapun yang terasa dalam yang kita alami begitu sakit sesakit-sakitnya namun pada akhirnya perlahan-lahan aku akan kembali merangkak kembali padamu mencari entah apa yang ada dalam dirimu yang membuatku tak bisa jauh dan selalu kembali padamu. Kita, aku dan kamu yang dalam cerita ini menjadi dua orang yang memiliki ego masing-masing dan terkadang tak tahu harus berbuat apa dan sering kali dikalahkan ego. Begitulah mungkin cinta membutakan segalanya. Sejauh ini kita selalu seperti itu, dibutakan ego dan tentu saja cinta. Kemudian logika, dia selalu terkalahkan dalam kasus ini. Benarkah? Tentu saja. Ketika kisah cinta ini selalu mengikuti kata hati dan mengesampingkan logika. Ketika logika tahu seharusnya kita berhenti namun hati dan perasaan memaksa untuk terus menerus kembali dan bertahan. Tak ada teori ilmiah yang bisa menjelaskan tentang ini?
Pekenalkan, aku adalah seorang wanita pemeran utama dalam kisah ini. Hanya saja aku tidak memiliki sifat yang dominan dalam hubungan ini. Dan dia adalah lelaki yang menjadi pasanganku dalam cerita ini dan dalam hubungan ini dia yang tentu saja dominan mengambil alih segala peran dalam segala hubungan ini. Maksudku, aku adalah orang yang selalu menerima dan dia selalu mendesak. Pada awalnya cerita ini berjalan sama seperti kisah cinta pada umumnya hingga akhirnya memiliki akhir dan jalan penyelesaian yang menjadi tidak menyenangkan. Atas dasar seorang wanita yang selalu memiliki rasa sensitif yang berlebihan dan pemikiran yang selalu cemas terhadap seseorang yang dia cintai. Apalagi aku, yang mungkin aku sedikit posesif karena perasaan cintaku yang terlalu besar dan menggebu-gebu membuatku selalu tak tahu harus berbuat apa.

Tak ada yang rumit pada awalnya, kami berjalan apa adanya, menjalani hubungan yang menyenangkan disisipi senyum simpul setiap harinya ketika aku tahu aku memilikinya, seakan-akan aku ingin dunia tahu bahwa aku miliknya. Semakin lama sebuah hubungan ternyata rintangan dan cobaan pun semakin bertambah. Aku yang selalu mengalah terus-menerus dibuat harus menahan sabar atas kelakuannya. Semakin lama, dia mungkin merasa tidak suka dengan apa yang sering aku lakukan padanya, aku yang selalu menuntut dia, aku yang terkadang mengekang maunya, aku yang selalu ingin menjadi pusat perhatiannya namun kemudian dia tak lagi memberikannya padaku karena dia jenuh. Apa yang aku lakukan kemudian selalu salah di matanya, seringkali dia membentakku dan memarahiku karena apa yang aku lakukan. Hubungan ini menjadi semakin kacau saat dia menjadi seorang pemberontak dan aku membalas apa yang dia lakukan. Kami sering bertengkar mengenai hal-hal tidak penting dan sepele karena emosi kami yang kadang selalu meluap satu sama lain.


"One math theory works on ego
One plus one equal chaos
When two brains meet at one circumstance
Heart could never follow"


Ada teori matematika yang bekerja pada kisah ini, ketika satu orang ditambah satu orang lainnya, menghasilkan sebuah kekacauan. Ketika kedua pikiran dipertemukan, terjadi kekacauan dan hati tidak pernah bisa mengikuti apa yang diinginkan sebenarnya. Semuanya semakin kacau, saat ego yang mengambil alih dan mengambil peran apa yang kita ingin lakukan. Ketika bahkan apa yang ingin kita ucapkan pun menjadi tidak karuan saat ego yang mengambil alih diri kita.

Aku yang selalu mengalah, kemudian menjadi marah karena merasa terintimidasi. Aku yang kemudian menjadi seseorang yang selalu melawan apa yang dia laukuan. Dia yang selalu menjadi orang yang dominan kemudian semakin dominan. Dia menjadi orang yang semakin ingin diikuti maunya tanpa berfikir bahwa ada seseorang yang mengorbankan perasaannya. Cerita ini menjadi sebuah kekacauan yang terus membesar sehingga satu sama lain pun tak sadar bahwa mereka saling menyakiti satu sama lain. Keduanya mungkin saling mencintai mungkin hanya kebingungan untuk mengungkapkan rasan sintanya yang salah satu diantaranya merasakan perasaan yang berlebihan sehingga menjadikan mereka terlalu menjadi orang yang pengatur.


"And losing you own senses
When all you have is your sensitivity"


Semua yang panca indra kamu rasakan hilang, dan yang kamu rasakan hanyalah tinggal rasa sensitif yang kamu miliki. Ketika cinta membuat segala hal menjadi sebegitu rumitnya.


"One biological term explains it all
When you realize you’re anatomically different
That’s when you hear unbalanced beat
And looking for another connected pulse"


Kembali lagi mengenai kekacauan yang terjadi saat akhirnya masing masing saling menyakiti satu sama lain tanpa sadar apa yang telah mereka lakukan.. Hingga akhirnya salah satu diantaranya merasa lelah dan tidak mau disakiti lagi juga menyakiti. Tetap saja sejahat apapun dia, apapun yang dia lakukan selalu saja berakhir dengan kata maaf yang tulus dan diselipi senyum manis. Sejahat apapun dia yang kita cintai kita selalu berhasil memaafkannnya dan berjalan kembali lagi kepadanya perlahan-lahan. Bukan malah pergi menjauh untuk memperbaiki diri. Apa yang salah dari ini semua? Ketika tak ada yang bisa menjelaskan apa yang sebenarnya mendasari ini semua. Mendasari apa yang kita lakukan saat kita jatuh cinta. Jatuh cinta, adalah jatuh, setiap yang jatuh itu selalu sakit. Ketika kita memutuskan diri untuk jatuh kedalamnya kita harus siap mengambil resiko atas segala apa yang akan terjadi saat kita menjadi seorang peran yang sedang jatuh cinta. Sakit ataupun tidak, bahagia ataupun tidak. Semua peran ada resikonya.

Peran orang yang jatuh cinta itu sulit saat mereka harus menerima bahwa logikanya selalu dikalahkan perasaan dan kembali pada dia yang telah melukainya berkali-kali. Dia mungkin senang menerima rasa sakit dan menikmatinya. Bahwa kadang sakit itu menyenangkan. Selamat menikmati teori ini, dan tentukan apa yang mungkin ingin kamu lakukan.

(Inspired by @hollynobody - Theories)

No comments:

Post a Comment