Sore ini di kotaku sedang turun hujan, entah apa yang menyebabkannya sepanjang hari ini hujan turun begitu derasnya sehingga matahari pun enggan menampakkan dirinya. Langit pun mendung sepanjang hari ini. Sunyi, sepi, itu lah yang aku rasakan dari dalam kamarku saat ini. Gaduhnya suara hujan disertai petir di luar sana tetap saja membuat aku seolah-olah merasa hampa. Entah, sesuatu seolah terasa hilang tanpa jejak dan meninggalkan sebuah rasa kosong di dalam hatiku. Seisi kepalaku lagi-lagi seketika dengan jelas mengingat segala tentang kamu..
Berkali-kali aku mendengar orang-orang di sekitarku berkata, "berdamailah dengan masa lalumu, aku yakin hal itu dapat membuatmu bahagia di masa sekarang". Lantas aku bertanya, bagaimana caraku harus berdamai dengan masa lalu? Sementara luka yang ditorehkan di masa lalu masih begitu jelas terasa, sementara sosok manusia yang sempat hadir di masa lalu itu masih saja selalu terlintas di kepalaku, sementara cerita-cerita indah itu masih saja lekat dalam ingatanku, sementara luka-luka itu juga masih terasa ngilu dan sesak di dada saat terlintas. Entah apakah bisa dengan semudah itu berdamai dengan masa lalu?
Beberapa kali aku mencoba memberanikan diri untuk kembali memperbaiki apa yang dulu mungkin pernah rusak, entah itu disengaja ataupun tidak. Mencoba memulai untuk sekedar menyapa dan mengajak berbicara mengenai topik-topik yang tidak cukup penting, tapi rasanya kaku. Aku dan kamu kini terbatas oleh sebuah dinding kasat mata yang dinamakan kekakuan, suasana di antara kita takkan pernah bisa secair dulu saat aku belum dan sedang bersamamu. Dan rupanya hal itu pula yang menjadikan pilu ini semakin menjadi, jika saja luka yang kamu torehkan di masa lalu sebegitu dahsyatnya lantas mengapa tak bisakah kita berdamai sebagai manusia yang dulu kenal satu sama lain dengan cara yang baik-baik saja? Mungkin mimpiku terlalu tinggi jika aku mengharapkan kita untuk kembali menjadi dua insan manusia yang memiliki hubungan baik-baik saja, kamu yang sudah cukup bahagia di luar sana dan aku yang masih saja mengingat rasa sakit yang pernah kamu buat dahulu kala.
Jika kamu meminta aku memaafkan segala kesalahanmu di masa lalu mungkin aku sudah memaafkannya, jika kamu meminta aku mengikhlaskan segala sakit hati yang pernah kamu perbuat di masa lalu kepadaku mungkin aku sudah mengikhlaskannya, tetapi jika kamu meminta aku melupakan apa saja yang pernah kamu perbuat rasanya tak mungkin bisa. Sulit bagiku untuk berdamai dengan masa lalu itu dan melupakan segalanya yang pernah terjadi, ada dinding yang membuat kita berdua tak lagi dapat berbicara satu sama lain tanpa sesuatu yang mengganjal di antara kita, ada dinding yang membuat kita berdua tak lagi dapat tertawa lepas tanpa beban, ada dinding yang membuat kita tak mampu lagi melakukan banyak hal di masa lalu sekalipun sebagai seorang teman. Iya, inilah aku yang nampaknya lagi-lagi tak mampu berdamai dengan masa lalu.
Bukannya aku tak ingin berdamai, tapi rasanya sulit, atau mungkin belum mau.
Semoga kelak diri ini bisa mengikhaskan segala luka dan rasa sakit, karena mau atau tidak mau, suatu hari aku harus, harus berdamai dengan masa lalu, tak hanya masa laluku tetapi juga masa lalu orang lain.
Bersabarlah, kelak kan datang saatnya..
8 Februari 2017
Aku, yang sedang berusaha berdamai dengan masa lalu
No comments:
Post a Comment