Saturday, January 4, 2014

# Talk About Life

Ruang Lingkup Seseorang

Pernah berpikir tentang ruang lingkup seseorang?
Ketika banyak orang menggembor-gemborkan untuk tidak boleh berkelompok atau yang lebih sering kita dengar dengan sebutan geng. Katanya sih hidup itu harus bersosialisasi, nggak boleh gep-gepan. Katanya sih gitu..
Katanya hidup itu harus berbaur dan tidak boleh pilih-pilih. Katanya sama temen itu harus akur. Cuma ya mau apalagi, setiap orang kan punya ruang lingkup orang terdekatnya masing-masing, jangan pernah merasa aneh jika terdapat celah dan perbedaan diantara setiap orang.
Semua orang bisa punya ruang lingkupnya masing-masing karena mereka ngerasa cocok dengan orang-orang itu, mereka merasa cocok satu sama lain. Setiap orang punya lingkungannya sendiri dan berisi orang-orang terdekatnya masing-masing yang tentu saja ada kecocokan di dalamnya sehingga terjadi kedekatan. Karena dari kecocokan tersebutlah kedekatan itu timbul, tak bisa di pungkiri. Memangnya jika tidak cocok masih mau dipaksakan?
Tidak ada yang salah dari ini sebenarnya, berbaur harus, punya banyak teman harus, punya sahabat harus, semuanya hanya harus seimbang dan ditempatkan pada tempat dan tentu waktu yang tepat. Kadang ada banyak yang merasa marah ketika mereka dibilang berkelompok atau geng, sebenarnya tidak usahlah marah, toh memang nyatanya seperti itu kan? Memang hal seperti ini lumrah terjadi. Jangan marah jika kita dikatakan berkelompok karena setiap orang pasti seperti ini.
Setiap orang setidaknya punya seseorang lainnya yang akan dianggap sebagai sahabat, punya seseorang lainnya yang dianggap sebagai teman baik, punya seseorang lainnya yang dianggap sebagai musuh, punya seseorang lainnya yang dianggap hanya sebagai teman biasa, punya seseorang lainnya yang dianggap sebagai orang yang dibenci. Setiap orang punya seseorang nya masing-masing. Untuk hidupnya, sebagai pelengkap, sesuai porsinya amsing-masing.
Setiap orang punya haknya untuk menganggap seseorang lain di hidupnya itu siapanya dia. Begitu pun aku, aku memiliki ruang lingkup orang terdekatku sendiri. Aku punya sahabat, teman, musuh, yang dibenci dan semuanya. Buakankah hidup itu tidak boleh flat? Maksudnya bukannya hidup itu selalu up and down? Bukankah seseorang harus merasakan dulu kesedihan untuk kemudian merasakan bahagia? Bukankah hidup bersama orang lain pun harus seperti ini, ada perdamaian dan permusuhan. Kalau hidup ini diciptakan flat saja, tuhan tak akan melihat ada umatnya yang berjuang.
Ini semua hanya bagian kecil dari sensasi kehidupan dan skenario tuhan. Toh hidup itu tidak harus selalu mulus seperti yang kita inginkan, kadang kita harus melewati jalan berliku atau bahkan berbatu... Karena rencanamu dan rencana tuhan benar-benar akan teramat berbeda. Nikmatilah, jangan pernah memaksakan sesuatu untuk disatukan, jangan pernah memaksa menyatukan hal yang tidak bisa disatukan, jangan pernah memaksakan perbedaan yang ada, perbedaan ada untuk dinikmati bukan untuk menjadi masalah, celah pun ada hanya untuk kita sadari keberadaannya tak usah kita hiraukan. Kecocokan ada untuk menyatukan seseorang yang memiliki hal yang sama. Selamat menikmati indahnya hidup. Inilah perbeedaan dan kecocokan. Mereka berjalan berdampingan, enjoy!

No comments:

Post a Comment