Pernah berpikir tentang ruang lingkup seseorang?
Ketika banyak orang menggembor-gemborkan untuk tidak boleh
berkelompok atau yang lebih sering kita dengar dengan
sebutan geng. Katanya sih hidup itu harus bersosialisasi, nggak boleh
gep-gepan. Katanya sih gitu..
Katanya hidup itu harus berbaur dan tidak boleh pilih-pilih.
Katanya sama temen itu harus akur. Cuma ya mau apalagi, setiap orang kan punya
ruang lingkup orang terdekatnya masing-masing, jangan pernah merasa aneh jika
terdapat celah dan perbedaan diantara setiap orang.
Semua orang bisa punya ruang lingkupnya masing-masing karena
mereka ngerasa cocok dengan orang-orang itu, mereka merasa cocok satu sama
lain. Setiap orang punya lingkungannya sendiri dan berisi orang-orang terdekatnya
masing-masing yang tentu saja ada kecocokan di dalamnya sehingga terjadi
kedekatan. Karena dari kecocokan tersebutlah kedekatan itu timbul, tak bisa di
pungkiri. Memangnya jika tidak cocok masih mau dipaksakan?
Tidak ada yang salah dari ini sebenarnya, berbaur harus, punya
banyak teman harus, punya sahabat harus, semuanya hanya harus seimbang dan
ditempatkan pada tempat dan tentu waktu yang tepat. Kadang ada banyak yang
merasa marah ketika mereka dibilang berkelompok atau geng, sebenarnya tidak usahlah
marah, toh memang nyatanya seperti itu kan? Memang hal seperti ini lumrah
terjadi. Jangan marah jika kita dikatakan berkelompok karena setiap orang pasti
seperti ini.
Setiap orang setidaknya punya seseorang lainnya yang akan dianggap
sebagai sahabat, punya seseorang lainnya yang dianggap sebagai teman baik,
punya seseorang lainnya yang dianggap sebagai musuh, punya seseorang lainnya yang
dianggap hanya sebagai teman biasa, punya seseorang lainnya yang dianggap
sebagai orang yang dibenci. Setiap orang punya seseorang nya masing-masing.
Untuk hidupnya, sebagai pelengkap, sesuai porsinya amsing-masing.
Setiap orang punya haknya untuk menganggap seseorang lain di
hidupnya itu siapanya dia. Begitu pun aku, aku memiliki ruang lingkup orang
terdekatku sendiri. Aku punya sahabat, teman, musuh, yang dibenci dan semuanya.
Buakankah hidup itu tidak boleh flat? Maksudnya bukannya hidup itu selalu up
and down? Bukankah seseorang harus merasakan dulu kesedihan untuk kemudian
merasakan bahagia? Bukankah hidup bersama orang lain pun harus seperti ini, ada
perdamaian dan permusuhan. Kalau hidup ini diciptakan flat saja, tuhan tak akan
melihat ada umatnya yang berjuang.
Ini semua hanya bagian kecil dari sensasi kehidupan dan skenario
tuhan. Toh hidup itu tidak harus selalu mulus seperti yang kita inginkan,
kadang kita harus melewati jalan berliku atau bahkan berbatu... Karena
rencanamu dan rencana tuhan benar-benar akan teramat berbeda. Nikmatilah,
jangan pernah memaksakan sesuatu untuk disatukan, jangan pernah memaksa menyatukan
hal yang tidak bisa disatukan, jangan pernah memaksakan perbedaan yang ada,
perbedaan ada untuk dinikmati bukan untuk menjadi masalah, celah pun ada hanya
untuk kita sadari keberadaannya tak usah kita hiraukan. Kecocokan ada untuk
menyatukan seseorang yang memiliki hal yang sama. Selamat menikmati indahnya
hidup. Inilah perbeedaan dan kecocokan. Mereka berjalan berdampingan, enjoy!
No comments:
Post a Comment