Wednesday, June 26, 2013

# Meracau

Lalu bagaimana denganmu?

Jika tengah malam tiba, satu hal yang aku benci adalah mendapati bayangmu yang memenuhi seluruh isi kepala ini dengan segala ekspresi wajahmu dan semua rekaman dari masa lalu. 
Entah apa yang salah dengan kepala ini yang maunya hanya di isi segala bayangan tentang kamu, semua itu belum mau pergi. 
Segala rindu yang mungkin tertuju padamu ternyata ikut pula memaksa agar kepala ini terus mengingat kamu. 
Rasanya dirimu ini seolah terperangkap dalam kepalaku, ada dalam sebuah labirin yang mungkin kau tak tahu jalan untuk keluar, tak ada celah sedikit pun, entah kamu yang tak mau pergi atau aku yang tetap membiarkanmu ada disana hingga kini.
Nampaknya membiarkanmu ada di pikiranku adalah sebuah pilihan yang tidak bijak, itu rasanya seperti memaksakan sesuatu yang tak seharusnya ada.
Tapi apa yang bisa aku perbuat jika itu semua memang terjadi hingga saat ini, seluruh isi kepalaku, masih saja dipenuhi segala tentang kamu, namun sejujurnya aku sudah tak mau... Itu menyiksaku.
Kamu yang semula nyata, kini menjadi tak nyata. Kamu yang semula ada, kini menjadi semu, hanya serupa bayangmu yang tersisa, sebuah siluet dirimu yang tampak jelas di sebuah sudut dalam kepalaku.. 
Kamu kemudian pergi dengan meninggalkan jejak berupa sebuah kenangan yang menjadi suatu hal sulit di lupakan, sebuah luka yang belum mampu di sembuhkan, dan sebuah rasa bahagia di masa lalu yang tak dapat terulang lagi.
Hingga kini, aku hanya terlalu takut untuk beranjak dan belum siap untuk kembali memulai. Aku terlalu takut.. Takut untuk kembali merasakan itu semua dan lalu aku menjadi seperti ini terus menerus. Layaknya sebuah siklus, menjadi sebuah hal yang tak pernah putus.
Mungkin, hingga saat ini, pikiranku ini layaknya sebuah tempat peristirahatan ternyaman bagimu, sehingga mungkin kamu belum mau beranjak dari sana.. Suatu hari nanti mungkin akan ada yang menggantikan posisimu, entah secara sengaja atau tidak, entah dalam waktu dekat atau lama, entah untuk waktu yang singkat atau tidak, tak pernah ada yang tahu.. Tapi nanti, suatu hari, posisimu takkan lagi sama.. Kelak kau akan pergi jauh bersama segala hal tentang kamu yang tak perlu lagi aku ingat.
Kata-kata ini bukan hanya anganku semata, aku hanya percaya bahwa ini merupakan sebagian dari harapanku yang kelak tuhan akan membantunya menjadi nyata dan menjadikannya sebagian dari skenario hidupku kelak, biarkan tuhan menuntun semesta untuk melakukannya, menuntun dia yang kelak menjadi jodohku agar menuju padaku..
Mungkin saat ini yang harus aku lakukan hanyalah menikmati ini semua baik itu aku suka atau pun tidak, menyenangkan atau tidak, semua ini pilihanku dan aku harus menikmatinya. Bisa saja aku memilih untuk melupakannya sejak dahulu, namun mungkin aku belum mau...
Biarkan aku menikmatinya, segala rasa sakit atau bahagia, biarkan dia menjadi seimbang, karena hidup tak harus selamanya merasa bahagia atau merasa sakit, mereka harus seimbang dan biarkanlah mereka seperti itu, lalu aku hanya harus menikmatinya. 
Ini aku yang masih saja menikmati kamu yang berlarian dalam kepalaku, lalu bagaimana denganmu?

No comments:

Post a Comment