Friday, April 12, 2013

# Menulis

Menyerah..

Why did we give up on us?

Ada sebuah pertanyaan yang hingga kini tak pernah aku temukan jawabnya, sekalipun aku berusaha mencarinya, memang mungkin ada beberapa hal yang dibiarkan untuk tetap menjadi sebuah pertanyaan, tanpa sebuah jawaban.
Mengapa kamu menyerah dengan kita yang selama ini kita perjuangkan?
Ketika semua rasa lelah sudah di korbankan, mengapa tetap saja ada kata menyerah yang hadir dalam kita? 
Padahal selama ini aku berjuang mati-matian untuk terhindar dari apa yang mereka sebut dengan kebosanan, apa yang mereka sebut berpaling, apa yang mereka sebut dengan rasa lelah, aku coba untuk menahan diri ini agar terhindar dari emosi yang berlebih, cemburu yang menggebu-gebu, amarah yang meluap, semua itu aku kubur dalam-dalam demi kamu, ya kamu!
Aku relakan diri ini untuk tak pernah tunjukkan rasa kecewa dan rasa sedih, aku menutupinya dengan senyum yang aku buat sendiri agar kamu tahu sekalipun aku terluka karenamu, kamu pula lah satu-satunya alasanku untuk bahagia. 
Denganmu terkadang aku menjadi orang dengan seribu topeng, denganmu terkadang aku harus menjadi seseorang yang munafik demi perasaan seseorang yang harus aku jaga dan aku perjuangkan.

Aku berusaha berjuang untuk kita, tapi tidak dengan kamu. Kamu menyerah dan bahkan memutuskan untuk berhenti melakukan rutinitas yang biasa kita lakukan berdua dan memilih untuk kembali menjalani semuanya sendiri-sendiri.
Bukankah tuhan membenci setiap orang yang mudah menyerah dan berputus asa?
Lantas apa yang salah dengan kita hingga akhirnya kita memilih untuk menyerah?
Pada awalnya kamu yang mengajakku bertahan dengan kita, tapi tidak untuk selamanya, lelahku tak pernah mampu menemukan sesuatu yang pantas sebagai bayarannya, lelahku hanya untuk dibiarkan begitu saja tanpa menemukan sesuatu yang layak untuk membalasnya. 
Bukan aku menjadi seorang yang selalu mengharapkan balasan, lantas jika hanya aku yang berjuang untuk kita, sekeras apapun aku mencoba, itu semua takkan pernah ada artinya.
Mungkin menyerah memang adalah jalan yang terbaik ketika kamu tak mau lagi melihat aku yang lelah berjuang untuk kita, mungkin menyerah adalah jalan terbaik ketika kamu sudah memilih untuk tak mau lagi berjuang bersamaku. 
Menutupi segala kekurangan yang kita buat, menyusun segala yang salah untuk kembali menjadi benar. Mungkin memang segala yang aku perjuangkan tak ada artinya. Iya, sudah ku bilang, untuk apa aku memperjuangkan kita jika kamu tidak ikut serta untuk berjuang, semua sia-sia. Cinta itu harus dilakukan berdua, bekerja sama dan pengertian. 

Menyesalkah aku dengan kita? Tidak.

Sekalipun aku lelah berjuang sendiri? Iya.

Apa alasanku tidak menyesali ini? Bahwa tuhan sudah merencanakannya untukku, aku tahu bahwa semua yang telah disiapkan tuhan untukku adalah hal yang paling baik untukku, tuhan telah merencanakan yang lebih baik daripada apa yang telah aku rencanakan.

Sudah merelakan dia untuk pergi karena menyerah dengan semua ini? Belum. Aku belum tahu bagaimana caranya.

Apakah kamu mendapatkan sebuah pelajaran hidup dari apa yang kamu lakukan ini? Tentu. Karena sebuah perjuangan tak akan pernah sia-sia, tuhan selalu menyiapkan balasan yang lebih manis. Aku tahu itu.

Aku biarkan diri ini mencoba merelakan apa yang telah pergi dan berlalu, jika aku harus tetap berjuang, tentu aku akan tetap berjuang, berjuang untuk suatu hal yang patut untuk diperjuangkan. Bukan lagi kamu dan cintaku yang tak pernah mendapat balasmu. Aku pergi, semoga bahagia selalu bersamku dan bersamamu.

No comments:

Post a Comment