Monday, March 25, 2013

# Menulis

Menulis bersama @gerieabimanyu

Saya :
Harus ada biaya atau upah yang dikeluarkan untuk membayar sebuah pekerjaan yang dilakukan orang lain. Jika pekerjaan yang aku lakukan adalah mencintaimu, kamu akan membayarku dan memberiku upah dengan apa? Bukankah setiap hal harus mendapatkan timbal balik? Baik yang berupa materi ataupun sebuah penghargaan. Setiap hal dilakukan dengan tujuan tertentu, mengharapkan timbal balik itu pasti.
Setiap hal sudah diciptakan tuhan berpasangan dan pasti ada timbal balik. Bukan artinya aku adalah seseorang yang pamrih dan tidak tulus, tapi kau tahu? Aku hanya ingin diperlakukan sewajarnya. Pekerjaan yang aku lakukan adalah mencintaimu, berikanlah aku sekedar upah atas usaha dan kerja kerasku untuk mencintaimu. Aku hanya ingin profesiku sebagai pengagummu mungkin kamu hargai. Ibaratkanlah aku seperti itu.


Gerie   Abimanyu :
Upah akan kuberikan jika aku menyuruh atau menghendakimu melakukan pekerjaan untukku. Bagaimana upah akan kuberikan, jika aku saja tidak tahu kau sedang bekerja untukku. Kalau menghendaki upah, beritahu lah diriku, jangan diam-diam seperti itu.



Saya :
Jika pada akhirnya setelah aku beritahumu ternyata kau malah tidak menghendaki pekerjaanku, apa gunanya? Hanya membuang waktu saja, belum tentu ketika aku mengatakan semuanya, apa yang terjadi selanjutnya akan sesuai ekspektasi.



Gerie   Abimanyu :
Kamu masih belum paham? 
Beritahu aku, bahwa kamu sedang bekerja untukku, apa pekerjaan itu dikehendaki atau tidak, itu menjadi urusanku, itu resiko bagi orang yang ingin bekerja kepadaku, daripada tidak disampaikan sampai kapanpun aku tidak tau kalau kau bekerja untukku.



Saya :
Lantas jika akhirnya tidak menyenangkan bagiku, maukah kamu bertanggung jawab atas semua yang kamu perbuat?



Gerie   Abimanyu :
Jika kau mau bekerja padaku, kau harus beritahu aku terlebih dahulu, jika ditolak itu sudah menjadi resiko yang meminta pekerjaan, jelas aku tidak bertanggung jawab, siapapun tidak bertanggung jawab, mengapa mesti bertanggung jawab? Mudah-mudahan sekarang kamu sudah mengerti.



Saya :
Baiklah aku mengerti akan ini, tapi tak ada salahnya kan jika nanti aku tetap memendam keinginanku sekalipun aku sudah ditolak dengan ini semua?



Gerie   Abimanyu :
Ya, kamu sudah paham tetapi belum mengerti, tadi sudah aku ditulis berulang kali, bagaimana kamu bisa mengatakan ditolak? Toh kamu belum memberitahuku apa-apa, disini letaknya kamu belum mengerti, jika kamu ingin mendapat upah maka segera sampaikan bahwa kamu sedang bekerja.



Saya :
Baiklah untuk itu akan segera aku lakukan dengan segala resiko yang diterima nantinya. Namun bagaimana dengan keikhlasan? Bukankah kita sebisa mungkin harus iklhas tanpa pamrih? Apakah ada kaitannya dengan ini? 



Gerie   Abimanyu :
Ikhlas jelas ada kaitannya dengan ini, memang harus ikhlas, kita ibaratkan seperti ini, jika ditolak oleh suatu perusahaan toh masih banyak perusahaan yang lainnya, nah kalo gajika kamu tak pernah  ikhlas mungkin nanti kamu patah hati trus bunuh diri, seperti halnya apa yang kamu lakukan ini, memang begitu ini hukum alam, jangan melawan hukum alam.



Saya :
Coba ajarkan aku bagaimana untuk ikhlas dan tidak meminta balasan atas apa yang sudah kita lakukan?



Gerie   Abimanyu :
Sampaikan bahwa kita sedang bekerja, dan bila ditolak itu tak jadi masalah, ikhlas artinya kamu tetap bekerja padanya walaupun tidak diberi upah, sambil mencari pekerjaan lain. Ikhlas harus diikuti dengan sabar, nanti di kemudian hari kamu akan bersyukur atas kejadian ini. Dan semuanya mudah diucapkan tapi sungguh sulit dilaksanakan~



Saya :
Begitu hal nya dengan cinta bukan? Teori ini nampaknya berpengaruh pada hampir semua hal, ikhlas dan tidak mengharap balasan. Namun pada awalnya memang sulit. Baiklah terimakasih atas semua argumennya, aku coba untuk memahaminya. Terimakasih, dan selamat malam.

No comments:

Post a Comment