Hai
blog, long time no see... lama sekali tidak menulis karena banyak hal yang
membuat menunda dalam menulis hehehe kali ini saya mau berbagi cerita mengenai
beberapa bulan kemarin..
Beberapa
bulan terakhir di tahun ini menjadi bulan yang terasa paling berat bagi saya..
Terasa menguras tenaga, hati dan pikiran. Nggak pernah terbayangkan sebelumnya
kalau di hampir penghujung tahun mendapatkan cobaan yang cukup berat, dan
khususnya bagi saya dan keluarga ini
adalah pertama kalinya kami mengalami hal seperti ini, hal itu adalah mendapati
papa sakit cukup parah dan sampai harus dua kali masuk rumah sakit serta
bolak-balik rumah sakit untuk check up segala macam. Kenapa terasa begitu
berat? Karena ini adalah hal pertama dan belum lagi ini adalah orang tua yang
sakit, ada ketakutan yang besar dan rasa sedih yang mendalam, jika kata orang
ini berlebihan, saya tidak berbohong bahwa saya merasa sedih dan cemas,
ditengah kegiatan yang sedang padat di kampus tiba-tiba sore hari adik saya
menelfon dan memberi kabar bahwa papa masuk IGD, badan gemetar dan langsung
nangis saat itu juga. Dikerubunin teman-teman yang nanya saya kenapa dan ada
apa, saya nggak bisa jawab, cuma bisa nangis. Memang sebelumnya papa sudah
sakit, satu minggu sebelum kejadian, beliau sempat mimisan dan pendarahan yang
keluar nggak hanya dari hidung tapi juga dari mulutnya.. dan darah yang keluar
banyak banget, darah segar yang nggak hanya cair tapi juga menggumpal, sempat
seminggu masuk kerja lagi dan saat kejadian papa masuk IGD, papa lagi di tempat
kerjanya.. Allahuakbar, gimana nggak sedih dengernya, sepanjang jalan menuju
rumah sakit berusaha menahan air mata sambil sesegukan. Jadi pas mimisan yang
pertama itu beberapa hari kemudian sempat periksa ke dokter umum dan katanya
sakitnya itu sinusitis, niat awalnya waktu hari kejadian itu adalah harinya
beliau kontrol ke dokter seharusnya, namun kenyataan berkata lain.
Sampai
di rumah sakit lihat papa udah dalam kondisi berbaring dengan baju yang
berlumuran darah dimana-mana, udah dipasang perban yang tebal dimasukan ke
hidungnya dan pakai oksigen serta infus. Ya Allah nggak tahan, nggak tega
lihatnya.. pas diceritain temennya papa, ternyata ketika lagi istirahat dan
lagi duduk papa tiba-tiba pendarahan dan itu banyak banget keluar darahnya, katanya
kalo dikumpulin bisa hampir setengah ember. Ya Allah ya Rabb.. sedih dengernya
lemes banget. Dari situ nunggu sampe masuk dibawa ke ruangan itu lumayan lama
karena nunggu tekanan darahnya normal dulu, dan disitu kondisi mama belum tahu
kalo papa masuk rumah sakit karena katanya jangan dulu dikasih tahu takut kaget
dan ribet katanya. Singkat cerita dibawalah papa ke ruangan dan mama dateng
karena harus dikasih tahu, dari situ papa dirawat satu minggu dan kemudian
diperbolehkan pulang. Dan lagi... dua hari atau tiga hari selama di rumah
setelah pulang dari rumah sakit yang niatnya besok harinya mau kontrol lagi ke
rumah sakit eh ternyata kenyataan lagi-lagi berkata lain, tengah malam jam
setengah 1 papa pendarahan lagi banyak, sampe ditampung di tempat kayak baskom,
keluar dari hidung dan mulutnya, lemes banget lihatnya, muntah-muntahan terus
sampai wajahnya pucat. Bergegaslah mama papa dan ade pergi cari kendaraan yang
bisa di carter dan pergilah ke ICU rumah sakit yang sama, saya ditinggal
disuruh jaga rumah, niatnya mau tidur sendiri di rumah karena mikirnya deket ke
pagi-pagi jadi nggak terlalu takut, tapi ternyata gagal juga untuk tidur sendiri
di rumah, dari hari pertama papa masuk rumah sakit saya nggak berani tidur di
rumah sendiri jadi saya menginap setiap malam di rumah tante dan pulang setiap
paginya. Singkat cerita papa dirawat lagi selama satu minggu dan selama itu
pendarahannya berhenti, dari rumah sakit yang ini papa dirujuk ke rumah sakit
hasan sadikin untuk tindakan lebih lanjut karena di rumah sakit sebelumnya yang
dekat rumah memang fasilitasnya kurang lengkap.
Sepulangnya
dari rumah sakit yang kedua kalinya, ternyata ketahuan penyebab mimisan adalah
setiap badan papa merasa panas entah panas yang dimaksud itu demam atau
kegerahan tapi nampaknya kegerahan karena keringatnya mengucur terus, sampai
harus sering di kompres handuk dingin dan tidur dengan bantal yang dialaskan handuk
dingin. Setiap malam papa nggak pernah tidur nyenyak, selalu tiba-tiba
terbangun tengah malam yang membuat saya dan mama cemas kalau jagain papa,
harus selalu disediakan es batu juga untuk kompres hidungnya, minum beberapa
botol dan handuk yang selalu dingin.
Satu
minggu setelah pulang dari rumah sakit kedua kalinya, berencana untuk pergi ke
rumah sakit hasan sadikin dimulai dengan adik dan tante yang pergi duluan
sedari subuh untuk mengantri, pergilah kami dan sampailah di rumah sakit yang
lagi-lagi kami baru pertama kali ada disana, bukan seperti rumah sakit, seperti
mall, bahkan keramaiannya tidak jauh dengan pvj di saat weekend, antri sedari
subuh baru selesai sore hari dan itu belum mendapat tindakan, baru di check up
ulang dari awal semuanya dan prosesnya benar-benar lama, terhitung hampir satu
bulan hanya untuk periksa dari mulai cek darah, ct scan, ronsen dan lainnya.
Lagi-lagi untuk ketiga kalinya ketika berncana untuk kontrol ke hasan sadikin,
pagi harinya papa pendarahan lagi dan berencana untuk langsung dibawa ke IGD
rumah sakit hasan sadikin, namun ketika disana dianggap penyakit yang tidak
berbahaya sehingga tidak harus mendapatkan perawatan medis, speechless, bagi
kami sekeluarga ini rasanya bahaya, tapi ya tentu saja medis lebih paham..
Singkat
cerita, satu bulan lebih bolak-balik rumah sakit hasan sadikin dari diagnosis
awal yang katanya tumor dan ternyata pada akhirnya papa hanya di diagnosa sakit
polip yang nggak terlalu parah tapi tetep harus diangkat biar nggak ganggu
pernafasannya.. dan dari segala proses itu ternyata operasi papa harus di undur
jadi tanggal 1 Desember karena waiting list operasi katanya didahulukan yang
lebih gawat.. setidaknya sampai detik ini kondisi papa sudah membaik dan sudah
kembali beraktivitas seperti sedia kala walaupun sakitnya tidak bisa dinyatakan
100% sembuh sampai polipnya diangkat tapi kami sekeluarga bersyukur papa bisa
diberikan kesehatan kembali, berkat semua doa yang diberikan untuk papa dan
juga tentunya kehendak dari Allah SWT. Nggak perlu lagi lihat papa melamun dan
terbangun di malam hari, nggak perlu lagi lihat papa terbaring nggak berdaya,
semuanya perlahan kembali seperti sedia kala.
Yang
juga membuat chaos adalah saat papa harus bolak-balik rumah sakit, saat itu
juga saya punya tanggung jawab sebagai koor divisi di acara ospek di kampus,
beberapa kali saya izin tidak mengikuti kegiatan dan meninggalkan staff-staff
saya menjalankan tugas tanpa saya, melewatkan beberapa rapat dan juga kegiatan.
Fokus dan pikiran yang menjadi bercabang, subuh-subuh masih gelap sudah harus
ke kampus dan malamnya menengok papa, belum lagi kegiatan himpunan juga yang
sempat terbengkalai, jarang ke kampus karena harus dirumah gantian jagain
papa.. terasa berat karena dengan badan yang cuma satu, pikiran yang cuma satu,
lalu kemudian fokusnya harus terbagi untuk banyak hal berat. Dan alhamdulillah
hari-hari berat itu perlahan kembali menuju titik terang. Mungkin ujian kemarin
diberikan pada kami untuk naik kelas.
Alhamdulillah,
terimakasih ya Allah untuk segalanya. Engkau yang memberikan segala penyakit
dan engkau pula yang memiliki kehendak untuk mengangkatnya kembali. Berikanlah
kami kesehatan agar kami senantiasa dapat berkumpul bersama. Amin ya Allah ya
Rabbal Alamin..
No comments:
Post a Comment