Bahwa sesungguhnya dalam kehidupan, sebuah keputusan dan pilihan terkadang akan menjadi hal yang terasa sulit di beberapa waktu. Saat pilihan yang kita pilih ternyata bukanlah yang kita mau, saat sebuah pilihan sudah dipilihkan untuk kita namun ternyata kita tidak menginginkannya, kita harus menerimanya. Saat sebuah pilihan di takdirkan untuk kita, kita harus menjalaninya entah itu baik atau buruk.
Seperti bersamamu atau tidak bersamamu, itu pun sebuah pilihan. Jatuh cinta padamu atau tidak, itu pun sebuah pilihan dan bahkan memilihmu pun menjadi sebuah pilihan. Mendapatimu masuk dalam hidupku dan merusak tatanan nya itu pun pilihan, sekalipun memang aku yang memilihmu untuk masuk ke hidupku tapi jika seperti ini jadinya mungkin aku salah dengan pilihanku. Tapi bukankah segala hal yang menjadi jalan hidup kita itu sudah dipilihkan oleh tuhan dan segala yang dipilihkan tuhan tentu saja itu yang terbaik dan tidak salah untuk hidupmu. Lantas mengapa aku merasa pilihan ini memuakkan, membuatku tak karuan, dia yang dipilihkan tuhan untukku ternyata mengambil penuh tempatnya dalam ingatan jangka panjangku yang tentu saja melekat selamanya. Kenapa tuhan mengatur ini sedemikian rupanya? Rasa bahagia, sakit, tawa, tangis, untuk apa? Untuk membuat aku mengerti? Mengerti mengenai hidup dan mengerti bahwa hidup itu tidak harus selalu bahagia? Sayangnya mungkin memang benar seperti itu. Semua yang terjadi saat ini pun mungkin hasil dari apa yang aku pilih dalam hidupku, suka tidak suka aku harus menikmati dan menjalaninya bukan?
Aku menyesali bahwa aku pernah bersamamu, tapi bukankah aku sendiri yang menerima ajakanmu untuk masuk ke dalam hidupmu. Lantas mengapa aku menyesali semua yang pernah terjadi dalam hidupku. Pilihan itu selalu ada konsekuensinya, apa yang kamu pilih itu yang harus kamu nikmati dan jalani. Iya, semua ini terjadi karena aku yang memilihnya sekalipun ini terkadang tidak menyenangkan untuk di jalani. Tapi, berpisah denganmu saat itu bukan aku yang memilihnya. Mengingatmu hingga saat ini, itu baru aku yang memilihnya. Menikmati kamu yang tak rela aku biarkan pergi dari pikiranku, karena mungkin tidak setiap hal buruk harus berakhir dengan dilupakan, bebrapa dibiarkan tersimpan untuk diingat bahwa itu tidak boleh diulangi lagi. Yang aku mau kamu harus merasa nyaman ada di pikiranku dan tidak boleh pergi, yang lebih baik pun tidak hanya bayanmu yang ada di pikiranku tapi ragamu juga aku miliki, tapi yang aku tahu pasti itu hanyalah mimpi.
Apa yang harus aku tulis lagi disini? Entahlah, aku hanya mau memilih aku bisa bahagia tanpa kamu, tanpa harus melupakan kamu, walaupun kamu memilih untuk melupakanku. Ya, baiklah, hidup ini tentang pilihan. Itu pilihanmu dan ini pilihanku. Aku pun ingin memilih untuk tidak memilih apapun agar aku tak perlu menerima konsekuensi untuk pilihanku.
No comments:
Post a Comment